REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan saat ini, tim SAR gabungan akan meneruskan upaya evakuasi dengan terus mencoba mendekati lokasi dari ditemukannya puing dan serpihan pesawat tersebut.
Selain terus melakukan pemantauan lewat udara, tim SAR gabungan juga akan terus berupaya menuju lokasi lewat jalan darat. Untuk memudahkan proses evakuasi dan apabila tim darat sudah mencapai lokasi, maka di sekitar lokasi penemuan puing dan serpihan tersebut akan dibuat landasan untuk helikopter temporer.
''Nantinya akan dibuat helipad, agar helikopter bisa mendarat di sekitar lokasi dan bisa segera melakukan evakuasi,'' ungkap Bambang, Senin (17/8). Terkait kendala utama yang dihadapi tim SAR gabungan dalam melaksanan proses evakuasi, Bambang menjelaskan, setidaknya ada tiga kendala utama.
Pertama, cuaca di sekitar lokasi yang mudah berubah secara drastis, kedua ketinggian yang mencapai 8300 kaki membuat tantangan tersendiri bagi tim untuk melakukan evakuasi melalui jalan darat. Terakhir, kondisi medan yang cukup berat, yaitu hutan yang sangat lebat.
''Hutan di sini tidak sama seperti yang ada di Jawa. Hutannya sangat lebat-lebat,'' ujar Kabasarnas.
Dalam melakukan evakuasi terhadap pesawat Trigana Air PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257, yang hilang kontak sejak Ahad (16/8) siang waktu setempat, tim SAR gabungan telah menurunkan personil dengan kekuatan 266 orang, yang berasal dari berbagai unsur seperti Basarnas, TNI, Polri, dan warga setempat. Selain itu ada pula pesawat-pesawat udara.
''Jumlah pesawat ada 11, sembilan pesawat fix wing dan dua helikopter,'' tutur Bambang.
Sebelumnya, pesawat Trigana Air PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 sempat hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara pada Ahad (16/8) siang. Pesawat dengan rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil itu dilaporkan melakukan kontak terakhir pada 14.55 WIT dan seharunya dijadwalkan tiba di Landasan Udara Oksibil pada 15.06 WIT.
Pesawat yang dipiloti itu Kapten Hasanudin itu membawa 49 penumpang, terdiri dari 44 orang dewasa, dua anak, dan tiga bayi, dan lima kru. Pada Ahad (16/8), warga setempat di Desa Bape, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua sempat mengungkapkan adanya pesawat yang terbang rendah di sekitar kediamannya mereka. Diduga kuat pesawat itu adalah pesawat Trigana Air yang terbang dari Sentani dan menuju Oksibil.