Jumat 14 Aug 2015 22:13 WIB

Pengamat: Masalah Pangan, Energi, dan Air Harusnya Ada di Pidato Jokowi

Rep: Ratna Ajeng tejomukti/ Red: Bayu Hermawan
 Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8).  (Republika/WIhdan)
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8). (Republika/WIhdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan Presiden Joko Widodo seharusnya menyinggung masalah kebutuhan primer rakyat seperti pangan, energi dan air, dalam pidatonya di Gedung Parlemen.

"Tadi saya tidak mendengar Presiden bicara tiga masalah penting kebutuhan masyarakat," ujar dia pada Republika, Jumat (14/8).

Ia melanjutkan, publik butuh kepastian harga pangan yang masuk akal untuk masyarakat menengah bawah. Pemberantasan mafia daging, bahkan menurutnya seluruh pangan impor terdapat mafianya.

"Justru pengimpor itulah mafia-mafianya," katanya.

 

Saat ini masalah daging, kemudian berlanjut gula, tak lama lagi beras, berlanjut cabai. Jika mafia tidak diberantas, masalah akan terus bergulir hal yang sama terus menerus.

Begitu juga masalah energi, sebelumnya Jokowi berwacana agar Indonesia menggunakan gas sebagai energi terbarukan. Masalah air juga hal penting tetapi sejak UU Air dicabut MK masyarakat tidak memiliki pegangan lagi. Tak ada lagi hukum yang mengikat bagi oknum yang mengeksploitasi air tanah.

Agus memprediksi 25 tahun lagi jika masalah ini tidak ditangani serius maka perang saudara tidak mungkin bisa dihindari. Tak ada manusia yang bisa hidup tanpa air.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement