REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Bersama DPR-DPD sekaligus memperingati perayaan ke-70 tahun Kemerdekaan Indonesia di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8). Dalam pidatonya, Presiden Jokowi sempat menyinggung media massa yang lebih mementingkan sisi profit.
Selain berbicara mengenai tata krama hukum, dan ketatanegaraan, presiden juga menyindir penggunaan kebebasan secara tak produktif untuk kehidupan berbangsa. Contohnya, media massa yang lebih berkiblat pada sisi profit daripada pencerdasan publik.
"Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," kata Jokowi, Jumat (14/8).
Dia menambahkan, dalam hal berdemokrasi, Indonesia menjadi salah satu contoh gemilang di dunia. Presiden menyebutkan, dibandingkan dengan tahun 2013, indeks demokrasi Indonesia naik dari 63,72 ke 73,04 pada tahun ini.
"Kita juga memiliki pemilih muda yang kritis, dan bersemangat mengawal jalannya demokrasi dan pemerintahan," ujarnya.
Dalam pidatonya Presiden Jokowi antara lain menegaskan pentingnya kesantunan berpolitik, tata krama hukum, dan ketatanegaraan.
Menurutnya, optimisme bangsa ke depan mesti dibina dengan serius. Tanpa kesantunan, Indonesia akan miskin tatanan kehidupan berbangsa.