REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif menilai perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi belum cukup ideal. Syafi'i ragu menteri-menteri yang dilantik Jokowi pada Rabu (12/8) kemarin tidak bisa menyelesaikan persoalan berat yang dihadapi bangsa saat ini.
"Belum terlalu ideal. Saya antara optimis dan pesimis," katanya usai menerima penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama di Istana Negara, Kamis (13/8).
Kendati demikian, dia tetap mengapresiasi langkah Jokowi yang melakukan perombakan kabinet saat usai pemerintahan baru berjalan 10 bulan. Hal itu, kata dia, paling tidak sudah memberikan sinyal positif pada rakyat bahwa pemerintah ingin serius bekerja.
"Sudah ada geliat untuk lebih mandiri," ucapnya.
Syafi'i sendiri menolak memberikan penilaian pada menteri-menteri baru Jokowi. Daripada menilai, dia justru mengajak publik memberikan mereka waktu untuk bekerja.
"Beri waktu mereka, apakah kinerja mereka bagus atau tidak, nanti baru kita beri penilaian," ucapnya.
Seperti diketahui, Jokowi melakukan reshuffle kabinet pada enam jabatan di pemerintahan. Jokowi menunjuk Luhut Pandjaitan sebagai menteri koordinator bidang politik hukum dan keamanan menggantikan posisi Tedjo Edhy Purdijatno, Darmin Nasution sebagai menteri koordinator bidang perekonomian menggeser posisi Sofyan Djalil, Rizal Ramli sebagai menteri koordinator bidang kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo, Thomas Lembong sebagai menteri perdagangan menggantikan Rahmat Gobel, serta Sofyan Djalil sebagai menteri perencanaan pembangunan nasional menggantikan Andrinof Chaniago.
Selain itu, Presiden juga menunjuk Pramono Anung sebagai sekretaris kabinet menggantikan Andi Widjajanto.