Rabu 05 Aug 2015 19:42 WIB

Tiga Nama Ini Dianggap Layak Jadi Ketua Majelis Syuro PKS

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ilham
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Hidayat Nur Wahid
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan masih ada yang lebih pantas untuk menduduki posisi Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dibanding dirinya. Menurutnya, ada 3 nama yang lebih senior dibanding kiprahnya di PKS saat ini.

Ketiganya adalah Hilmi Aminuddin, Salim Segaf Al Jufri, dan Surahman Hidayat. “Dr Salim, Ustadz Hilmi, dan Dr Surahman adalah tokoh-tokoh senior di PKS, dan 3 tokoh ini pas kalau dimajukan sebagai Ketua Majelis Syuro,” kata HNW pada Republika, Rabu (5/8).

Wakil Ketua MPR ini menambahkan, nama-nama itu pantas jika merujuk pada siapa yang lebih senior di PKS. Namun, hal itu belum menjadi kesimpulan akhir siapa yang berhak untuk dimajukan sebagai Ketua Majelis Syuro PKS.

Selain dari sisi senioritas, kata HNW, tiga tokoh ini juga memiliki kredibilitas dan penerimaan publik dan kader yang bagus. Sebab, ukuran pemilihan Ketua Majelis Syuro PKS bukan soal jabatan publiknya, tapi sejauh mana yang bersangkutan dipercaya oleh anggota majelis syuro untuk memajukan PKS.

HNW justru tidak mengerti alasan namanya masuk dalam daftar calon kuat untuk mengisi posisi itu. Sebab, masih banyak kader PKS yang lebih mumpuni dibandingkan dirinya. Selain itu, hal itu tidak ada aturannya di prosesi pemilihan maupun AD/ART partai. Siapapun yang terpilih menjadi anggota majelis syuro memiliki peluang yang sama untuk menjadi Ketua Majelis Syuro.

“Dalam hal ini, semua memiliki kans yang sama,” imbuh HNW.

Mantan Ketua MPR periode 2004-2009 ini mengatakan, PKS memiliki tradisi sendiri dalam internal partai. Setiap kader menghormati tokoh senior atau yang dianggap sebagai guru oleh kader lain. Jadi, kader-kader PKS akan lebih mengedepankan tokoh-tokoh senior untuk memimpin PKS kedepan. Senioritas di sini bukan senioritas biasa, melainkan soal kedalaman dan pemahaman tentang PKS dan tentang berbangsa dan bernegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement