Sabtu 01 Aug 2015 12:44 WIB

Indonesia-Turki Join Industri Kerjasama Alutsista

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Damanhuri Zuhri
 Presiden Joko Widodo (kiri) menyaksikan penadatanganan dokumen oleh Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan (kedua kanan) saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/7).  (Antara/Yudhi Mahatma)
Presiden Joko Widodo (kiri) menyaksikan penadatanganan dokumen oleh Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan (kedua kanan) saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/7). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pagi ini di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. Menurut JK, keduanya sempat membahas peningkatan kerjasama industri pertahanan dan akan segera merealisasikan join industri antara Indonesia dengan Turki.

"Kemarin sudah dibicarakan dengan Pak Jokowi tentang hal itu (alutsista), tentu bagaimana dan komisi perdagangan kita sudah bicarakan. Nanti kita akan realisasi join industri," kata JK usai bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (1/8).

JK mengatakan, dalam realisasi join industri tersebut, Indonesia akan menggandeng PT Pindad (Persero), BUMN produsen alat-alat militer dan komersial. Kendati demikian, ia masih belum mengetahui perusahaan alat militer Turki yang akan terlibat dalam rencana kerjasama ini.

Sebelumnya, menurut Direktur Utama Pindad Silmy Karim, PT Pindad menggandeng sejumlah negara untuk pengembangan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Kerja sama ini dilakukan dengan sejumlah negara seperti Jerman, Turki dan Belgia.

Dengan perusahaan Jerman, Pindad akan bekerja sama dengan Rheinmetall untuk memproduksi amunisi tank. Sedangkan, dengan FNSS Turki mengembangkan pembuatan tank kelas sedang, dan dengan Belgia bekerja sama dengan Cockerell Maintenance & Ingeniere SA Defence (CMI) memproduksi sistem senjata atau turret untuk kaliber 90 mm dan 105 mm.

Diharapkan kerjasama ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan alutsista dalam negeri, namun juga dapat dilakukan transfer teknologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement