Selasa 28 Jul 2015 15:21 WIB

Ribuan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terancam Puso

Rep: C10/ Red: Ilham
 Seorang petani, Idrus (67) membersihkan sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Lubuk Puar, Padangpariaman, Sumbar. Akibat rusaknya hulu irigasi dan musim kemarau, ratusan hektare sawah di kecamatan itu terancam gagal panen.
Foto: ANTARA
Seorang petani, Idrus (67) membersihkan sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Lubuk Puar, Padangpariaman, Sumbar. Akibat rusaknya hulu irigasi dan musim kemarau, ratusan hektare sawah di kecamatan itu terancam gagal panen.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Tasikmalaya telah mengakibatkan sejumlah daerah kekeringan. Ribuan hektare sawah yang ada di Tasikmalaya terancam kekeringan. Sebagian diantaranya telah gagal panen (puso).

Kepala Bidang Produksi Padi Palawija Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Heti Heryati mengatakan, berdasarkan catatan terbaru Dinasnya, lahan pertanian seluas 2.711 hektare dilanda kekeringan. Hal tersebut menurutnya akan mengancam hasil produksi tanaman padi.

"Dari 2.711 hektare yang kekeringan ada sekitar 204 hektare yang telah dinyatakan gagal panen," kata Heti kepada Republika, Selasa (28/7).

Ada tujuh kecamatan yang telah dilanda puso. Puso seluas 92 hektare melanda Kecamatan Cikalong, puso 13 hektare di Cikatomas, dan 22 hektare di Parungponteng. Kemudian puso seluas 11 hektare terjadi di Tanjungjaya, 40 hektare di Jatiwaras, 23 hektare di Ciawi, dan 3 hektare di Pagerageung.

Heti menjelaskan, tanaman padi yang terancam kekeringan seluas 3.724 hektare. Rata-rata tanaman yang terancam kekeringan tersebut berumur sekitar 40 hari sampai 90 hari setelah tanam (HST). Dengan kondisi wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang sebagian besar tadah hujan, pada musim kemarau ini menurut Heti akan sangat mengancam hasil produksi gabah tahun ini.

"Diperkirakan produksi gabah tahun ini akan turun karena banyak yang puso," ujar Heti. Menurut Heti, tanaman yang puso sudah tidak dapat diselamatkan lagi.

Dalam menghadapi kemarau, Heti mengungkapkan yang dibutuhkan para petani adalah pompa air. Pompa air masih ada di Dinas Pertanian, tapi jika tidak ada sumber air, pompa air dibagikan pun akan percuma.

Sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin menjelaskan, di Kabupaten Tasikmalaya hampir 60 persen wilayah akan kekeringan saat kemarau panjang, terutama wilayah pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement