REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat sebanyak 17 desa di 13 kecamatan terdampak bencana kekeringan. Jumlah warga yang terdampak telah mencapai 3.266 kepala keluarga (KK) atau 10.115 jiwa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Sapa'at mengatakan terus melakukan pendistribusian air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Hingga Kamis (21/9/2023), setidaknya sudah sekitar 120 ribu liter air bersih didistribusikan ke wilayah terdampak kekeringan.
"Sejauh ini penyaluran air bersih masih cenderung aman," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (22/9/2023).
Kendati demikian, Sapa'at mengatakan, proses pendistribusian air bersih kadang terkendala dengan unit kendaraan pengangkut air yang terbatas jumlahnya. Pasalnya, saat ini hanya ada sekitar tujuh kendaraan yang digunakan untuk pendistribusian air bersih di wilayah terdampak. Apalagi, wilayah yang terdampak itu menyebar dari mulai daerah utara hingga selatan Kabupaten Tasikmalaya.
Sementara itu, menurut dia, musim kemarau kali ini diperkirakan masih akan berlangsung lama. Karenanya, diprediksi wilayah yang terdampak masih akan bertambah.
"Namun, kami tetap mengoptimalkan unit yang ada," ujar dia.
Sapa'at menyebutkan, saat ini Kabupaten Tasikmalaya masih menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Namun, dalam waktu dekat ia berencana segera membahas penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan.
"Kami juga sepertinya akan meningkatkan status menjadi tanggap darurat. Karena kemungkinan wilayah yang terdampak akan bertambah," kata dia.