REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- DPP PDIP akan mengirimkan surat teguran kepada para anggota dewan yang telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai syarat maju dalam Pilkada, namun kemudian akhirnya memutuskan membatalkan pengunduran diri.
"Kami akan menegur setiap anggota legislatif yang hendak maju menjadi calon kepala daerah tetapi membatalkannya karena takut dengan putusan MK harus mundur dari anggota dewan," kata Wakil Ketua DPP PDIP Komaruddin Watubun di Ambon, Selasa (28/7).
Komaruddin mengatakan, seorang politisi itu hanya punya dua pilihan yaitu 'mau menggampai matahari' atau 'terkubur oleh bumi sendiri', itulah keputusan politik. "Jadi saya minta kalau perlu dengan segala kemampuan yang dimiliki dan atas rahmat Tuhan, rebut posisi kepala daerah pada seluruh kabupaten dan kota di Maluku," katanya.
Khusus untuk pilkada serentak di Kabupaten Kepulauan Aru, pasangan Wellem Kurnala-Azis Goin yang diusung PDI Perjuangan harus maju terus sampai titik darah penghabisan.
Menurutnya, pasangan Wellem-Azis awalnya sudah berencana mengundurkan diri sebagai bakal calon kepala daerah karena keputusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan setiap anggota legislatif harus mundur.
"Ketika mereka berniat mundur dari pencalonan, saya sampaikan kepada ketua DPD kalau sampai mundur berarti dipecat dari keanggotaan partai dan langsung di-PAW karena itu bukan karakter PDI Perjuangan," tandasnya.
Maka secara khusus untuk pasangan balon kepala daerah di Kabupaten Kepulauan Aru, ini merupakan perjuangan berat yang harus mereka lalui. Lolosnya kedua pasangan ini menjadi kontestan Pilkada serentak 9 Desember 2015 juga setelah mendapat dukungan rekomendasi Partai Amanat Nasional (PAN) untuk menggenapi rekomendasi PDI Perjuangan dan mudah-mudahan mereka jadi pemenang.
"Khusus untuk Kepulauan Aru, kalau sekedar mau cari menang maka kita nebeng saja di kader yang sudah pasti menang," ujarnya.
Tetapi selama sepuluh tahun ini, kemenangan rakyat untuk mengusung Bupati terpilih dibawa ke tempat istirahat di balik terali besi. Mumpung PDI Perjuangan tidak terlibat dalam mengusung mereka sehingga sekarang Welem-Azis harus buktikan bahwa partai ini harus menangkan hati dan pikiran rakyat Aru untuk posisi kepala daerah lima tahun mendatang.
"Sampaikan ke rakyat Aru bahwa sepuluh tahun mereka telah memberikan kepercayaan kepada orang yan punya duit, yang memenangkan pertarungan dan hasilnya juga sudah mereka rasakan selama ini," jelas Komaruddin.
Jadi tidak perlu menuduh orang lain, tetapi itulah fakta yang terjadi di lapangan.
"Saya tugaskan Mercy Barends selaku anggota DPR-RI asal Maluku yang memimpin pasukan di sana untuk menangkan mereka berdua, jadi PDI Perjuangan itu partai pejuang dan bukang sekedar cengen," tandasnya.