REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Musim kemarau telah melanda Kota Bogor selama beberapa bulan ke belakang. Ada dua cara untuk mengatasi kekeringan kedepannya nanti.
"Jangka pendek dan jangka panjang," ujar Anggota DPRD Kota Bogor Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Ardiansyah kepada Republika, Senin (27/7).
Untuk jangka pendek akan bekerjasama dengan perusahaan air minum PDAM Tirta Pakuan. Ketika ada keluhan dari masyarakat yang sangat membutuhkan air minum di saat musim kemarau, PDAM akan mengirim bantuan secara gratis.
Jika bicara untuk jangka panjang, Kota Bogor akan menjaga daerah serapan air, dengan menggalakkan sejuta pohon. Kata Ardiansyah hal itu butuh proses, tidak dapat dinikmati dengan cepat. Jadi itu adalah warisan untuk generasi mendatang.
Setiap ada lahan kosong, akan dilakukan program sejuta pohon. Penggunaan ruang-ruang terbuka hijau, sedang bergerak secara masif. Intruksi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tersebut sudah sampai ke tingkat kelurahan.
Prediksinya jika berjalan lancar, hasilnya dapat dinikmati generasi mendatang. Persoalan hasil dari program biopori dan menanam sejuta pohon, itu sedang berproses.
Kota Bogor mempunyai harapan disana, digerakan secara masif, sejak Wali Kota Bogor yang baru. Dulu kenapa tidak masif, karena masih banyak yang diandalkan.
Namun sekarang semakin banyak pohon yang tua. Pohon di Kebun Raya Bogor (KRB) sendiri sudah banyak yang tumbang. Pepohon itu sendiri akarnya penting untuk penyerapan.
Sementara mengenai kebijakan, hotel-hotel di Kota Bogor tidak boleh menggunakan air tanah. Hotel harus berlangganan PDAM agar dapat menjaga air bawah tanah.