Ahad 26 Jul 2015 01:17 WIB

Gubernur NTT Bangga Kerukunan Umat Beragama Diakui dan Dipuji

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya (FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya (FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)
Foto: Antara
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya (FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya (FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menilai kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke NTT secara tidak langsung untuk meneguhkan tingginya tingkat kerukunan hidup beragama di provinsi berbasis kepulauan ini.

"Peneguhan ini ditunjukkan kepala negara di tengah maraknya pemberitaan soal insiden Tolikara di Tanah Papua yang telah mencoreng makna toleransi kehidupan beragama itu," katanya menjawab Antara di Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi mau mengajak semua pihak untuk belajar hidup saling berdampingan seperti yang dilakukan umat beragama di Nusa Tenggara Timur selama ini.

"Kerukunan hidup antaragama maupun antarumat beragama di daerah ini mendapat pujian dimana-mana, karena kita tidak pernah berkonflik karena perbedaan keyakinan," katanya.

"Ketika umat muslim membangun masjid, saudara-saudaranya dari nasrani ikut membantu. Demikian pun sebaliknya, jika umat nasrani membangun gereja, saudara-saudaranya dari muslim pasti akan ikut membantu," katanya mencontohkan.

Gubernur Lebu Raya menambahkan model kerukunan hidup beragam ini sudah lama berlangsung di daerah ini, sehingga NTT bukan lagi berjuluk Nanti Tuhan Tolong atau Nasib Tidak Tentu, tetapi mendapat julukan baru Nusa Tetap Tenteram.

"Predikat yang telah diakui secara nasional ini harus kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan hanya sekadar ucapan pemanis bibir belaka," katanya.

Menurut Gubernur Lebu Raya, hari raya besar keagamaan merupakan wujud tertinggi dari makna toleransi yang harus dijunjung tinggi dan dihormati oleh setiap umat beragama.

Karena itu, ia mengharapkan semua elemen masyarakat di daerah ini untuk tidak terprovokasi dengan insiden apapun yang bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Ia menambahkan kunjungan Presiden Joko Widodo saat ini secara implisit memberi penuguhan tentang makna toleransi kehidupan beragama di NTT yang patut ditiru oleh daerah lain di negeri berasazkan Pancasila ini.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement