Sabtu 25 Jul 2015 16:00 WIB

BTNGR: Gunung Rinjani Masih Dipenuhi Sampah

Gunung Rinjani salah satu objek wisata di Lombok, NTB.
Foto: Antara
Gunung Rinjani salah satu objek wisata di Lombok, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Balai Taman Nasional Gunung Rinjani atau BTNGR Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan, jalur pendakian Gunung Rinjani masih dipenuhi sampah.

Kepala BTNGR Agus Budiono di Mataram, Sabtu (25/7) mengatakan, pihaknya sudah berupaya mengatasi persoalan sampah setelah pengelolaan Rinjani ditiadakan dari peran serta Rinjani Trek Management Board (RTMB).

Salah satu upaya itu adalah memberikan kantong plastik kepada para pendaki sebagai tempat sampah dan selanjutnya membawanya kembali turun ke bawah. "Ini salah cara kami mengurangi sampah di jalur pendakian Gunung Rinjani," katanya.

Menurut dia, cara ini cukup efektif, terlebih dengan adanya pendataan barang yang berpotensi menjadi sampah saat memasuki pintu pendakian oleh petugas.

Namun, seringkali para pendaki tidak membawa sampah saat turun dengan alasan sudah dibuang saat perjalanan turun.

Dia mengakui, pengawasan terhadap para pendaki yang tidak ikut serta membawa sampahnya turun ini perlu ditingkatkan. Namun, yang terpenting adalah kesadaran dari para pendaki ini. Utamanya para porter atau penunjuk arah untuk senantiasa memberi arahan kepada para pendaki agar tidak sembarangan membuang sampah.

"Ini selalu kita tekankan kepada para pendaki dan para porter yang ikut naik ke Rinjani," ujarnya.

Dia menjelaskan, sejak Januari 2015, jumlah pendaki yang masuk melalui pintu Sembalun Lombok Timur dan Senaru Lombok Utara mencapai 7.000 lebih pendaki.

Puncaknya akan mulai terasa saat libur Lebaran hingga puncak peringatan Kemerdekaan 17 Agustus. "Biasanya lebih dari 100 orang yang naik per hari ke Gunung Rinjani," sebutnya.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 12/2014 ditetapkan tarif baru Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk pendakian Rinjani. Rinjani masuk dalam tarif rayon I, namun sementara dipergunakan tarif rayon III karena tarif rayon I dianggap terlalu mahal.

Untuk tarif Rayon III, pendaki mancanegara dikenai tarif Rp 150.000 per orang per hari. Selanjutnya, untuk wisatawan nusantara Rp 5.000 per orang per hari.

Namun, kata Agus, seringkali pendaki mancanegara yang dibawa oleh oknum agen travel hanya membayar Rp 150.000 per orang per pendakian bukan per hari. Sedangkan, pendaki nusantara tetap membayar Rp 5.000 per orang per hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement