REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA-- Pemerintah Kota Surabaya fokus menguatkan pendidikan karakter bagi para siswa.
“Semua sudah kita rencanakan, sudah dihitung secara teliti setiap langkahnya,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di ruang kerjanya di Balai Kota, Kamis (23/7).
Terlebih, menurut Risma, visi tersebut sejalan dengan terbitnya surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidikan berkarakter.
Risma menjelaskan, beberapa poin yang terdapat di surat edaran tersebut sudah lebih dahulu diterapkan di sekolah-sekolah di kota Surabaya.
Risma menggambarkan, meski tidak semua anak memiliki kemampuan intelejensi dan kemampuan kreativitas yang setara, namun setiap anak pasti akan unggul di salah-satu bidang.
Risma juga tidak terlalu khawatir dengan nilai akhir (UAS) para siswa, ia merasa proses adalah salah satu faktor yang paling penting.
“Jika kita mengedepankan hasil, maka semuanya akan dikorbankan. Dalam hal ini bukan hanya waktu untuk belajar, takutnya malah siswa akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang bagus. Salah satunya dengan menyontek atau menyewa joki ujian,” kata dia.
Tak hanya di bidang ilmu pengetahuan, Risma menyampaikan, sistem pendidikan di Surabaya mendorong siswa untuk bisa bersosialiasi dengan teman sebayanya, telebih dengan masyarakat sekitar. Salah satunya, menurut Risma, melalui program konselor sebaya. Program tersebut berkenaan dengan kegiatan sosialisasi dengan teman sebangku yang bertujuan menimbulkan kepekaan di lingkungannya.
Menurut Risma, para siswa juga diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan program eco school yang baru saja diluncurkan bulan ini.
Risma berharap, ke depan, anak-anak tumbuh menjadi pribadi multitalenta. Hal tesebut, menurut dia, salah satunya juga dirangsang melalui lomba-lomba, mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK.
“Semua ide para siswa kami tampung, guru-guru juga kita rahkan untuk bisa berkreasi, apapun idenya. Kita ingin daya kreatifitas anak-anak ini bisa tumbuh dimulai dari tingkat sekolah dasar,” kaa Risma.
Untuk mencapai semua itu, menurut Risma, mutlak diperlukan sumber daya guru yang mendukung. Untuk itu, menurut Risma, Pemkot juga memiliki sejumlah program untuk pengembangan tenaga didik.
Ia mencontohkan,Pemkot Surabaya telah memberangkatkan sebanyak 50 guru ke Korea Selatan. Korea Selatan, menurut dia, dipilih karena merupakan negara dengan tingkat industri kreatif yang paling pesat belakang ini.