Rabu 22 Jul 2015 21:36 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Temui Panglima TNI, Komat Tolikara Dapatkan Jaminan Soal Komitmen TNI

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bertemu Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bertemu Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai melakukan pertemuan dengan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, Komite Umat untuk Tolikara, Papua, (Komat Tolikara), mendapatkan kepastian dari Panglima TNI soal kesiapan aparat TNI dalam upaya membangun kembali Tolikara, Papua, yang sempat dilanda kerusuhan berbau SARA, akhir pekan lalu. Pembangunan dan pembenahan kembali itu bahkan tidak hanya bersifat fisik dan infrastruktur, tapi juga dari aspek mental masyarakat Tolikara pasca kerusuhan itu.

Menurut juru bicara Komat Tolikara, Mustofa B. Nahrawardanah, salah satu hal yang dibicarakan dengan Panglima TNI adalah soal kejelasan sikap terkait kasus-kasus intoleransi antar umat beragama di Indonesia, termasuk dengan adanya insiden di Tolikara, Papua. Mustofa mengungkapkan, Panglima TNI menjamin tidak lama lagi bakal ada penetapan tersangka dari insiden di Tolikara itu.

''Pertanyaan itu menjadi tuntutan umat yang disampaikan melalui kami, dan kepastian ini akhirnya sudah kami dapatkan soal akan adanya penetapan tersangka dari insiden di Tolikara itu,'' ujar Mustofa kepada wartawan di kantor Panglima TNI, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (22/7).

Tidak hanya itu, Komat juga mendapatkan kepastian dan jaminan dari Panglima TNI terkait pembangunan kembali kios-kios yang terbakar pasca insiden di Tolikara tersebut. Menurut Mustofa, pembangunan kios-kios itu diharapkan sudah bisa selesai dalam satu bulan mendatang.

Namun, untuk pembangunan masjid, masih akan dilakukan evaluasi dan pembahasan lanjutan soal lokasi masjid yang baru. Pasalnya, sejumlah kios dan masjid itu berdiri diatas tanah yang dimiliki Jemaat Gereja Injile di Indonesia (GIDI). Upaya relokasi itu diharapkan bisa menjadi salah satu langkah untuk memastikan keamanan dan keberlangsungan masjid tersebut.

''Masjid tetap dibangun, kios tetap dibangun, tapi nanti lokasinya akan ditentukan, supaya ada jaminan keamanan dan jaminan keberlangsungan,'' ujar Mustofa.

Mustofa pun memuji langkah pemerintah, lewat Mendagri, yang telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan kembali masjid. Ini menjadi penanda keseriusan pemerintah dalam melakukan pembangunan dan pembenahan kembali masjid di Tolikara.

Sementara terkait komitmen yang diberikan dari TNI, Mustofa mengakui, personil TNI di tingkat kewilayahan, dari Kodam hingga Koramil setempat, benar-benar menguasai teritorial di Tolikara. Karena itu, selain bertugas mengamankan, personil TNI juga akan membantu pembangunan fisik dan mental masyarakat Tolikara.

''Panglima menjamin, pasukan TNI disana akan membantu proses pembangunan, mulai pembangunan fisik dan mental pasca insiden itu,'' kata Mustofa.

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengamini hal tersebut. Menurut mantan Pangkostrad tersebut, para personil TNI di wilayah Tolikara akan membantu dalam melakukan pembangunan masjid dan kios yang terbakar. ''Terkait rumah maupun bangunan serta tempat ibadah yang mengalami kerusakan dan terbakar, akan segera diselesaikan,'' kata Gatot dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Selasa (22/7).

Lebih lanjut, Panglima TNI menyebut, pemerintah telah menyediakan anggaran untuk pembangunan kembali kios, rumah, dan masjid yang terbakar di Tolikara. Setidaknya ada 70 bangunan yang terbakar dan perlu dibangun kembali. Namun, personil TNI akan membantu pembuatan kembali 85 bangunan, termasuk masjid yang sempat terbakar. ''Yang akan membangun adalah TNI dalam bentuk Karya Bakti, diharapkan beberapa bulan akan selesai,'' ujar Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement