REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Gamalama, Sinabung dan Raung masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi sepanjang hari ini. Saat ini ada 12.616 jiwa atau 3.600 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi akibat erupsi Gamalama dan Sinabung.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak Sabtu (18/7) kemarin erupsi G. Gamalama yang terus terjadi menyebabkan 1.505 jiwa 450 KK mengungsi di 3 lokasi yaitu Kel. Taduma 826 jiwa atau 258 KK, Aula Lanal 301 jiwa atau 80 KK dan SKB 378 jiwa atau 112 KK.
"Jumlah ini akan bertambah karena pengungsi di Kelurahan Togafo dan Dusun Bandinga masih dalam pendataan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Ahad (19/7).
Menurut Sutopo, status G.Gamalama saat ini masih Waspada atau berada pada level 2. Hari ini, data dari PVMBG menunjukkan terjadinya gempa tremor atau hembusan menerus. Hembusan asap masih terjadi, dengan energi cenderung menurun setelah letusan pada Kamis (16/7) lalu. Tinggi asap berkisar 150 - 800 m, dominan kurang 500 m dari puncak dan terdistribusi ke arah Barat-laut.
Ia menambahkan, pemetaan abu vulkanik di lapangan, menunjukkan ketebalan abu di desa-desa sektor barat laut berkisar 1.5-6.0 mm atau tipis - sedang. Saat ini hembusan asap dominan berwarna putih, mengindikasikan bahwa kandungan asap didominasi uap air dan tidak terlihat kandungan material abu vulkanik.
Sementara itu erupsi G. Sinabung terus berlangsung. Pada hari ini saja, terjadi 2 kali awan panas guguran sejauh 2.500 - 3.000 meter dengan tinggi kolom abu 1.000 meter. Selain itu, teramati pula guguran lava dari puncak sejauh 1.000 meter kearah Tenggara - Timur. Status G. Sinabung sendiri masih tetap Awas atau level 4. Akibatnya, sebanyak 11.111 jiwa atau 3.150 KK masih harus mengungsi di 10 pos pengungsian.