REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Polresta Padang memberikan pengamanan tambahan di sejumlah gereja yang terdapat di Kota Padang. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan terhadap umat Kristen dalam beribadah. Serta, sebagai upaya pencegahan agar konflik di Papua tidak meluas ke Kota Padang.
Kapolresta Padang Kombes Pol Wisnu Andayana menuturkan, sebenarnya pengamanan di gereja-gereja merupakan kegiatan rutin yang dilakukan pihak berwajib. Namun, adanya insiden di Tolikara, Papua, membuat Polresta Padang meningkatkan pengamanan melalui jumlah personil.
"Jaga-jaga, antisipasi dari pada ada imbas dari Tolikara, kita sedikit tambahkan personil, yang tadinya cuma dua kita tambah dua atau tiga lagi," tutur Wisnu di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Ahad (19/7).
Dikatakannya, jumlah personil yang diturunkan untuk pengamanan tidak terlalu banyak. Bahkan, lanjutnya, personil tambahan hanya berasal dari pos-pos pengamanan Operasi Ketupat yang lokasinya berdekatan dengan gereja dimaksud. Polresta Padang sendiri, kata Wahyu, menyiagakan sebanyak 300 personil selama gelaran Operasi Ketupat 2015.
"Penambahan ini sifatnya patroli dari pos pam (pengamanan) yang terdekat mem-back up, itu yang merapat ke gereja," ujarnya.
Sebab, menurut dia, Padang merupakan kota yang aman. Padang juga bukan daerah-daerah berkonflik. Sehingga, personil yang disiagakan untuk pengamanan kegiatan di gereja tidak sebanyak satuan setingkat kompi (SSK). Namun, ia menegaskan, adanya penambahan pengamanan jumlah personil merupakan upaya aparat dalam memberikan pelayanan, keamanan dan kenyamanan terhadap masyarakat.
"Di Padang ada 30 gereja, semuanya (ditambah pengamanannya), hampir di seluruh gereja seperti Padang Utara, Barat, Selatan, Timur," imbuhnya.