Jumat 17 Jul 2015 15:14 WIB

Bandara Babullah Masih Tertutup untuk Penerbangan

Sejumlah penumpang dan penjemput berada di terminal kedatangan Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, Senin (29/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)
Sejumlah penumpang dan penjemput berada di terminal kedatangan Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, Senin (29/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE--Bandara Babullah Ternate, Maluku Utara, masih tertutup untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Gamalama masih membahayakan untuk pesawat yang akan mendarat atau lepas landas dari bandara yang terletak di kaki gunung tersebut.

"Aktivitas penerbangan di Bandara Babullah Ternate kami tutup sejak Kamis, meskipun landasan pacu tidak tertutup abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama, tetapi bandara tetap ditutup," kata salah seorang petugas Bandara Babullah Ternate Zainal ketika dihubungi, Jumat.

Ia menyatakan, pihaknya akan membuka aktivitas Bandara Babullah pada Jumat (17/7) sekitar Pukul 17.00 Wit, tetapi harus dikoordinasikan dengan semua pihak terkait seperti Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Geologi (PVMG) Bandung dan Pemkot Ternate.

Oleh karena itu, pihak Bandara memang menjadwalkan akan membuka kembali Bandara Babullah Ternate akan dipastikan setelah rapat internal dengan melibatkan sejumlah pihak, guna memastikan perkembangan terkini erupsi Gunung Gamalama.

Untuk jadwal penerbangan hari ini, terpaksa sejumlah maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Ekspres Air dan Wing Air menghentikan aktivitas empat pesawatnya rute dari Ternate ke sejumlah kota lainnya di Indonesia.

Sedangkan, untuk saat ini, Bandara Kuabang Kao, di Kabupaten Halmahera Utara akan dijadikan landasan sebagai bandara alternatif, jika Bandara Babullah belum bisa dibuka akibat erupsi Gunung Gamalama.

Bandara Kuabang bisa dijadikan sebagai bandara alternatif, karena sampai saat ini rute Kao-Manado masih lancar untuk pesawat berbadan sedang, sehingga kami siap menerima penerbangan dari Manado-Kao PP untuk mengangkut penumpang dari dan ke Kota Ternate, karena pengalaman letusan Gunung Gamalama pada Desember 2014, bandara tersebut digunakan sebagai bandara altenatif.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement