REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pimpinan (Capim) KPK yang menetap di Los Angeles, Priyo Pujiwasono merasa kecewa tidak lolos dalam tahap kedua seleksi yang dilakukan oleh tim panitia seleksi (pansel). Ia merasa dizalimi dengan permasalahan karir sebelumnya yang diduga menjadi hambatannya dalam seleksi.
Priyo merasa kecewa karena masalah yang dimulai pada tahun 1998 di mana dirinya pernah dipecat saat bekerja di Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas).
Masalah terkait beasiswa S3 yang diambilnya tersebut dianggapnya menjadi hambatan kembali mengabdi bekerja di instansi pemerintahan tanah air.
"Yang jelas saya kecewa, karena kemudian status ini mempersulit saya untuk pulang ke instansi pemerintah, walaupun saya merasa tidak ada aturan yang saya langgar. Saya merasa dizalimi," katanya melalui email yang diterima ROL, Selasa (14/7).
Padahal, ujarnya, ia menyebut ada pihak yang menyebut dirinya menjadi salah satu dari capim yang membuat makalah terbagus pada tes kedua. Namun ia enggan menyebutkan pihak yang memberikannya info tersebut.
Priyo menilai masalah latar belakang dengan Bappenas itulah yang membuatnya juga tidak lolos dalam seleksi capim. Padahal ia merasa tidak melakukan kesalahan dan hanya menjalankan dukungan dari atasan dan pejabat pemerintah kala itu atas beasiswa yang diambilnya.
Sebelumnya 48 nama capim KPK dinyatakan lolos seleksi tahap kedua. Nama-nama tersebut dapat dilihat melalui laman resmi pansel di website Sekretaris Negara.