REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengaku sedih dengan kondisi Partai Golkar saat ini.
“Saya sebagai mantan ketua umum Golkar, yang telah menghadapi betapa beratnya cobaan diawal reformasi saat kantor-kantor kita dibakar, saya sedih betul kalau ini tidak bisa diselesaikan dengan sungguh-sungguh. Kondisi saat ini jangan dianggpa hal sepele.Tapi sayangnya saya mendapat kesan seperti itu,” ujar Akbar, Ahad (12/7).
Dia pun menyayangkan kesepatakan yang dilakukan kedua kubu yang bertikai yang hanya diselesaikan tanpa melibatkan seluruh pihak di Golkar. Peristiwa yang sedemikian penting jelas Akbar harusnya dibicarakan bersama,jangan ambil putusan sendiri karena ini bukan urusan pribadi tapi urusan Golkar.
“Saya saja gak pernah diajak dan mintai keterangan, sekedar diberi informasi saja saya tidak. Padahal dewan pertimbangan yang saya pimpin sesuai AD/ART bertugas memberikan masukan baik diminta atau tidak kepada DPP,terhadap putusan-putusan yang akan diambil oleh DPP.
Dewan pertimbangan selama ini menurutnya sangat aktif dan bahkan pada pertemuan terakhir, Aburizal sempat datang dalam pertemuan tersebut dan menjelaskan bahwa masalah akan segera selesai tapi sama sekali tidak menceritakan akan mengambil langkah seperti ini.”Yah kita sempat bertemu, tapi tidak ada satupun pernyataan Aburzal terkait langkahnya ini,” katanya.
Akbar pun mengemukan dari awal dirinya yakin konflik ini tidak akan cepat bisa selesai, pun hingga saat ini. Keyakinan Akbar itu menurutnya terlihat ketika kubu Agung Laksono mendaftarkan gugatan ke PN Pusat dan kubu Aburizal Bakri mendaftarkan hal ini ke PN Barat. "Setelah ada dua gugatan ini kami perkirakan gak akan selesai sebelum pilkada serentak," paparnya.
Makanya saat itu Akbar dan kawan-kawan di dewan pertimbangan pun mengintrodusi dilakukannya munaslub, karena menurutnya hal itu diperintahkan oleh AD/ART Partai Golkar. Menurut Akbar munaslub dapat dilakukan jika Partai Golkar terancam.
Terakhir dirinya pun mengingatkan bahwa masalah pilkada ini penting bagi Partai Golkar. Karena partai memiliki fungsi rekruitmen untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di eksekutif maupun legislatif.