Jumat 10 Jul 2015 11:24 WIB
Pembalut Berklorin

YLKI Bantah Temuan Pembalut Berklorin Pesanan Sponsor

Rep: C25/ Red: Karta Raharja Ucu
Menurut YLKI, di Indonesia belum ada pembalut yang memenuhi semua klasifikasi pembalut yang sehat.
Foto: wikipedia
Menurut YLKI, di Indonesia belum ada pembalut yang memenuhi semua klasifikasi pembalut yang sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membantah jika temuan pembalut wanita mengandung klorin adalah pesanan pihak tertentu. YLKI menegaskan, sponsor utama mereka adalah konsumen.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, menganggap kabar tersebut adalah tudingan yang konyol. Tulus menegaskan tidak ada perusahaan manapun yang menjadi sponsor atas temuan mereka tentang berbagai pembalut mengandung klorin.

Tulus menuturkan konsumen menjadi sponsor utama memang yang mendanai pengujian yang mereka lakukan. Dana konsumen itulah, yang menurutnya, harus dipertanggungjawabkan dengan melakukan pengujian-pengujian, terhadap apapun barang yang menjadi konsumsi dari konsumen, untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada konsumen. "Sponsor kami ya konsumen itu sendiri," kata dia.

Ia menyebut kalau YLKI sudah melakukan pengujian ke banyak produk, mulai dari pasta gigi, barang elektronik dan bahkan air mineral. Sehingga, pengujian bukanlah hal yang baru bagi YLKI.

Untuk menghindari tudingan miring, Tulus menyatakan YLKI sudah melakukan pengujian ke hampir semua produk untuk menghindari tudingan miring dan menjadi lembaga konsumen yang kredibel. Tulus juga mengapresiasi itikad baik dari Badan Stadarisasi Nasional, yang rencananya akan merevisi Standar Nasional Indonesia tentang pembalut, yang sudah dan akan beredar di Indonesia.

Hasil temuan YLKI itu membuat masyarakat mempertanyakan eksistensi pemerintah dalam melindungi rakyatnya. Pemerintah pun dinilai tidak peduli atas kasus tersebut. Menurutnya, itu terjadi karena tidak ada aturan baku mengenai batas aman dari kandungan klorin tersebut, baik untuk dimakan ataupun untuk digunakan.

"Saya lebih apresiatif ke BSN yang akan merevisi SNI pada pembalut," ujarnya.

Dalam pengujian YLKI yang dilakukan di laboratorium independen TUV NORD, pada Januari hingga Februari 2015, ditemukan sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner mengandung klorin atau zat pemutih, yang kadarnya berbeda satu sama lain. Sembilan merek pembalut tersebut yakni Charm, Nina Anion, My Lady, VClass Ultra, Kotex, Hers Protex, Laurier, Softex dan Softness Standard Jumbo Pack.

Sedangkan tujuh merek pantyliner yang ditemukan mengandung klorin atau zat pemutih, diantaranya adalah V Class, Pure Style, My Lady, Kotex Fresh Liner, Softness Panty Shield, Carefree Superdry dan Laurier Active.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement