REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pimpinan KPK asal Washington, Priyo Pujiwasono mengaku pernah membentuk lembaga pengawas korupsi untuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Amerika. Ini menjadi pengalaman yang dirasakannya sebagai bentuk semangat menjunjung anti korupsi.
"Tahun 2002 bersama teman-teman, kita mendirikan KBRI Watch sebagai bentuk semangat anti korupsi kita," kata Priyo saat dihubungi ROL, Selasa (7/7).
Priyo yang tinggal di Washington sudah selama 18 tahun ini mengatakan awalnya pembentukan lembaga pengawas korupsi yang disebut KBRI Watch ini diawali kecurigaan korupsi yang dilakukan diplomat terdahulu.
Diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya itu diketahui membeli rumah di wilayah Washington. Padahal rumah si wilayah tersebut terkenal mahal.
Bersama kawannya ia membentuk KBRI Watch ditambah dengan banyaknya laporan kecurigaan warga Indonesia yang juga menetap di sana. Semangat anti korupsi tersebut masih terus melekat dalam dirinya hingga saat ini.
Empat tahun terakhir ini, jelasnya, ia bekerja bersama firma hukum Amerika sebagai salah seorang konsultan. Ia yakin dengan kemampuan dan pengalamannya ini bisa memberikan yang terbaik sebagai bentuk kontribusi untuk tanah air.
"Pengalaman-pengalaman inilah yang membuat saya tergerak untuk ikut seleksi capim ini. Saya ingin berkontribusi untuk tanah air," ujarnya.
Nama pria lulusan doktor George Washington University (GWU) ini memang belum banyak dikenal publik. Ia jauh-jauh datang dari tempat menetapnya di Amerika untuk mengikuti seleksi capim KPK.
Pria asli Purworejo, Jawa Tengah ini mengaku kerepotan mengikuti seleksi kedua karena waktu yang terbilang sangat singkat. Apalagi ia harus mempersiapkan keberangkatan dari Washington ke Jakarta.