Rabu 08 Jul 2015 19:30 WIB

Investor Tawarkan Pengelolaan Sampah Jadi Energi Listrik

  Sejumlah pemulung mencari sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo, Rabu (25/3).
Foto: Antara
Sejumlah pemulung mencari sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo, Rabu (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Investor PT Surya Bio Mas dari Sumatera menawarkan kerja sama pengelolaan sampah yang akan diolah menjadi sumber energi pembangkit listrik dengan menggunakan teknologi modern di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Penawaran itu baru diajukan beberapa pekan lalu, dengan memberikan beberapa ketentuan terhadap ketersediaan produksi sampah di kota ini," kata Sekretaris Dinas Kebersihan, Kota Mataram, I Gede Brata, di Mataram, Rabu (8/7).

Dikatakannya, investor lokal tersebut, dalam penawaran kerja samanya, berencana akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar sampah di Pulau Lombok dengan kapasitas 16 megawatt dengan nilai investasi sekitar Rp 1,2 triliun.

Namun, lanjutnya, agar pembangkit listrik tersebut dapat terus operasional, Kota Mataram diminta mampu menjaga ketersediaan sampah sebesar 1.000 ton per hari.

Sementara, volume sampah di Kota Mataram baru mencapai 1.350 meter kubik per hari atau sekitar 300 ton per hari. Namun demikian, dalam hal ini pemerintah kota tetap menanggapi positif terhadap peluang kerja sama tersebut.

Karena itu, pemerintah kota sudah mencoba melakukan komunikasi untuk pengurangan ketentuan ketersediaan volume sampah yang harus disediakan oleh Kota Mataram. Mengingat Kota Mataram masih termasuk kota kategori sedang, sehingga penanganan sampahnya lebih diarahkan ke teknologi tepat guna belum ke teknologi modern.

"Apalagi, setelah saya melakukan pengecekan terhadap investor ini yang juga menawarkan program serupa ke Kota Malang, Jawa Barat, tetapi ketentuan volume sampah hanya 500 ton per hari, tetapi Malang baru sanggup 400 ton per hari," katanya.

Berdasarkan penawaran itulah, pemerintah kota mencoba melakukan argumentasi kepada investor agar dapat menurunkan ketentuan ketersediaan volume sampah. Pasalnya, selain akan mengakomadasi sampah dari Kota Mataram, investor juga akan mengakomodasi sampah-sampah dari beberapa kabupaten yang ada di Pulau Lombok.

Gede Brata menilai, program pengelolaan sampah melalui tekologi modern ini sangat bagus karena selain dapat menciptakan Mataram bebas sampah, juga memberikan manfaat tenaga listrik bagi masyarakat. Karena itu, pihaknya sudah memberikan berbagai dokumen yang dibutuhkan serta hasil kajian-kajian yang telah dilakukan dalam upaya penanganan sampah di Kota Mataram.

Dengan harapan, ke depan investor ini dapat merealisasikan recananya di Kota Mataram. Seperti halnya upaya yang saat ini dijalankan di Sumatera, yakni menciptakan energi bio diesel dengan menggunakan cangkang kelapa sawit, katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement