Selasa 07 Jul 2015 20:25 WIB

BPBD Sebut Potensi Kebakaran di Sukabumi Tinggi

Kebakaran
Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi atau BPBD Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan selama musim kemarau potensi terjadinya kebakaran tinggi.

"Cuaca kering menyebabkan mudahnya terjadi kebakaran, sehingga kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Irwan Fajar di Sukabumi, Selasa (7/7).

Menurutnya, selama awal bulan ini sudah terjadi beberapa kali bencana kebakaran di sejumlah daerah, seperti kebakaran yang terjadi di Kecamatan Lengkong pada Senin, (6/7).

Sebelumnya pada Ahad, (5/7) terjadi kebakaran di beberapa kecamatan seperti Kebonpedes sebanyak empat rumah dan di Kecamatan Nyalindung.

Selain itu pada Jumat, (4/7) kebakaran di Kecamatan Kabandungan dengan jumlah rumah yang terbakar sebanyak tujuh unit.

Selain itu, antisipasi terjadinya kebakaran ini harus diawali dari masyarakat seperti tidak menumpuk colokan listrik, tidak membakar semak-semak kering, tidak membuang puntung rokok yang masih menyala ke rumput dan lain-lain.

Pencegahan yang dilakukan oleh pihaknya adalah sebatas memberikan imbauan meminimalisir kerugian dan korban akibat bencana kebakaran itu.

"Kami juga mengimbau kepada warga agar tidak main kembang api atau petasan selama Ramadhan apalagi saat merayakan Idul Fitri, karena dikhawatirkan percikan apinya bisa menyebabkan terjadinya kebakaran, yang seharusnya lebaran dirayakan suka ria, tapi karena kebakaran akhirnya warga berduka," tambahnya.

Di sisi lain, pada musim kemarau ini tidak hanya rawan kebakaran, tetapi mayoritas di kecamatan di Kabupaten Sukabumi rawan kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya PDAM agar menyalurkan air bersih di lokasi-lokasi yang di mana warganya sudah sangat sulit mendapatkan air bersih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement