Ahad 05 Jul 2015 14:55 WIB

Pansel KPK Diminta Selektif Eliminasi Job Seekers

Rep: c14/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) Destry Damayanti (kiri) bersama Anggota Pansel KPK Yenti Ganarsih (kanan) di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (16/6).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) Destry Damayanti (kiri) bersama Anggota Pansel KPK Yenti Ganarsih (kanan) di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah ada 194 nama yang lolos seleksi tahap awal tim Pansel calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Untuk selanjutnya, Pansel akan menjaring lagi semuanya melalui tes objektif, pembuatan makalah, serta profile assessment.

Menurut Plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji, Pansel agar berhati-hati dalam melakukan penjaringan. Apalagi, dalam soal rekam jejak setiap pendaftar yang lolos seleksi tahap awal. Indriyanto menegaskan, niat pendaftar akan bisa diketahui dari dokumen rekam jejaknya.

Dari total 194 nama yang lolos, kemungkinan ada yang menjadikan seleksi capim KPK sebagai peruntungan pribadi untuk mendapatkan jabatan. Lantaran itu, guru besar Universitas Indonesia (UI) ini berharap agar Pansel mengeliminasi orang-orang yang semata-mata bertendensi mencari pekerjaan di KPK.

"Pansel harus hindari job seekers (pencari kerja), baik yang benar-benar tidak ada jabatan/pekerjaan maupun yang sudah ada jabatan di satu lembaga dengan mencari keberuntungan pencalonan capim KPK," tutur dia dalam pesan singkat yang diterima Republika, Ahad (5/7).

Menurut Indriyanto, pendaftar dengan ambisi pencari kerja itu tidak punya loyalitas kelembagaan. Demikian pula, lanjut dia, mereka tak akan memiliki basis rasa memiliki dan bertanggung jawab (sense of belonging) atas KPK ke depannya.

Oleh karena itu, Indriyanto berpendapat agar Pansel memerhatikan capim yang berasal dari internal KPK saat ini. Hal itu demi kemajuan upaya pemberantasan korupsi di periode mendatang. "Tanpa dukungan internal pimpinan (KPK yang sekarang), hasil kinerja pimpinan yang akan datang dikhawatirkan tidak maksimal," imbuh dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement