Kamis 02 Jul 2015 09:57 WIB

Negara Rugi Besar Bila tak Benahi Alutsista

Rep: c08/ Red: Esthi Maharani
Paskhas TNI AU menggotong peti jenazah korban jatuhnya pesawat Hercules C–130 saat upacara pelepasan jenazah di Landasan Udara Militer Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/7).  (Republika/Yasin Habibi)
Paskhas TNI AU menggotong peti jenazah korban jatuhnya pesawat Hercules C–130 saat upacara pelepasan jenazah di Landasan Udara Militer Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengatakan Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar bila tidak membenahi alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Kerugian yang dinilai Hajriyanto adalah dari segi investasi negara dari pembinaan kapten-kapten yang menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules.

“Berapa biaya untuk mencetak enam orang kapten itu, setelah lama dididik dilatih dan segala macam, lalu meninggal hanya karena pesawat yang sudah tua,” kata Hajriyanto, Rabu (1/7).

Ia mengatakan saat masih duduk di Komisi I pada tahun 2005 lalu, DPR sudah memperioritaskan untuk meningkatkan anggaran peremajaan dan modernisasi alutsista. Akan tetapi saat itu kata aspirasi DPR untuk alutsista banyak ditolak oleh sejumlah ekonom yang menentukan kebijakan anggaran Indonesia.

Padahal saat itu kata mantan politikus Partai Golkar ini, Hercules yang dimiliki Indonesia hanya 13 pesawat dan yang mampu berfungsi hanya 4 pesawat saja.

“Yang empat itu beroperasi juga secara kanibal. Kalau mau terbang spare partnya ambil dari pesawat yang tidak terbang. Itu kan kanibal,” ujar Hajriyanto.

Selain minimnya peremajaan, ia menyayangkan minimnya perawatan Hercules yang dimiliki negara ini. Karena jumlah yang sedikit dengan waktu operasional yang sangat tinggi menyebabkan waktu untuk perawatan terabaikan.

Hajriyanto berharap negara segera memperbarui alutsista terutama untuk pesawat Hercules agar negara tidak lagi mengorbankan putra-putra terbaik bangsa hanya karena kondisi peswat yang sudah tua.

“Untuk mendidik 10 kapten itu saja bertahun-tahun, itu sudah seharga atu Hercules,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement