Rabu 01 Jul 2015 18:06 WIB

Indonesia tak Bisa Maju Jika tak Kembangkan Reaktor Nuklir

Rep: c13/ Red: Karta Raharja Ucu
Reaktor nuklir Fukushima
Foto: Kyodo
Reaktor nuklir Fukushima

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai perlu membangun dan mengembangkan rekator nulkir. Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Natsir, pembangunan dan pengembangan itu sangat penting untuk kondisi negeri ini.

“Kalau kita tidak bangun, maka kita akan semakin ketinggalan,” ujar Natsir kepada wartawan, Rabu (30/6).

Natsir menjelaskan, Indonesia tidak akan bisa maju dan bersaing dengan dunia jika masih tetap takut dan khawatir untuk mengembangkan nuklir. Ia berpendapat, Amerika dan Jepang bisa maju karena listriknya menggunakan nuklir.

Karenanya, kata dia, Indonesia memiliki kewajiban untuk mengembangkan penelitian reaktor nuklir. Natsir menegaskan, nuklir itu tidak berbahaya dan tidak dapat mengganggu kehidupan.

“Prokontra muncul terus soal nuklir. Kita memiliki reaktor nuklir Yogyakarta, Bandung dan Serpong, apakah selama ini rekator-rekator itu menggangu lingkungan dan menjadi masalah?” jelasnya.

Natsir menerangkan, terdapat dua mega reaktor di Bandung dan 30 mega di Serpong. Sejauh ini, kata dia, tidak ada laporan kerusakan lingkungan akibat alat-alat tersebut. Apalagi, ujar dia, reaktor-reaktor tersebut sudah ada di tempat tersebut sejak lama.

Natsir menilai masyarakat Indonesia perlu mengetahui manfaat yang dimiliki reaktor nuklir. Pasalnya, lanjut dia, nuklir lebih efisien dan murah untuk dimanfaatkan terutama pada listrik.

Sejauh ini, terang Natsir, pemerintah acapkali menemui menteri energi Uni Emirat Arab. Dia menyatakan, pertemuan ini diharapkan bisa membantu Indonesia untuk mengembangkan reaktor nuklir.

Mengenai pembangunan reaktor nuklir, Menteri Natsir menerangkan, pembangunannya tidak bisa cepat. Setidaknya, dia menabahkan, pembangunannya akan memakan waktu hingga tujuh tahun. Selain itu, kata dia, harus ada reaktor edukasi yang mininya terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement