REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ratusan hektare sawah yang berada di empat Kecamatan di Kabupaten Serang terancam gagal panen atau puso. Kondisi tersebut disebabkan karena kekeringan yang melanda, sehingga mengakibatkan kurangnya pasokan air dari bendungan Pamarayan Timur.
Menurut Kepala Seksi Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Peternakan (Distanhutbunak) Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana, ada sebanyak 700 hektar sawah yang terancam puso dan tersebar di Kecamatan Pamarayan, Bandung, Cinangka dan Padarincang, Kabupaten Serang.
”Padinya belum sampai ada yang puso, baru terancam. Usia tanam padinya mulai dari 30 sampai dengan 90 hari. Angkanya sepertinya terus bertambah karena hujan belum turun,” ujarnya, Selasa (1/7).
Kondisi ini diprediksi akan semakin parah karena masa kemarau masih berlanjut, terlebih ada perbaikan saluran air di wilayah timur bendung pamarayan yang mengakibatkan pasokan air menjadi tersendat lantaran diberlakukan buka tutup saluran air secara bergilir.” Ada penutupan gilir giring saluran Bendung Pamarayan Timur dari juli sampai Oktober karena ada perbaikan,” katanya.
Namun, mengantisipasi kemarau ini, pemkab nengaku sudah menyalurkan sebanyak 109 unit pompa air dan pembuatan sumur tanah dangkal sebanyak 40 titik.”Kalau bantuan benih tidak signifikan karena curah hujan terus menurun. Jadi kita berikan bantuan pompa itu pun disesuaikan dengan kondisi wilayahnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Bendung Pamarayan, Hermanto mengatakan, sejak Juli sampai dengan Oktober pihaknya melakukan buka tutup saluran air di wilayah timur bendung pamarayan.
Hal itu dikarenakan Bangunan Pamarayan Timur (BPT)10 sampai dengan 12 atau sekitar dua kilometer dari Kecamatan Kibin sampai Carenang sedang dalam perbaikan.
”Meskipun ada perbaikan kita masih melakukaan bukaan pintu air, jadi tidak sampai kering, kan di Desa Blokang, Kecamatan Bandung perlu air,” ujarnya.
Hermanto mengungkapkan, tingkat elevasi air di Bendung Pamarayan sudah menurun diangka 12,80 meter dari angka elevasi normal 13 meter. Penyebabnya, kondisi air diwialayah hulu atau Lebak tidak ada hujan. ”Karena elevasinya turun jadi bukaan pintu pembuangan hanya 13 meter kubik per detik,” katanya.