REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN - Keluarga Kopda Dani Setiyo Wahyudi di Desa Sambirejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meminta agar jenazah korban kecelakaan pesawat Hercules milik TNI AU itu dimakamkan di kampung halamannya.
"Meski bertugas di Pekanbaru, keluarga ingin agar jasad Dani segera teridentifikasi dan dikirim ke Kabupaten Madiun untuk dimakamkan di tempat asalnya," ujar Ibu korban, Jumiati, kepada wartawan di Madiun, Rabu dini hari (1/7). Menurut dia, kabar duka tentang kematian anaknya tersebut diperoleh dari anggota Paskhas di Lanud Iswahyudi Magetan yang mendatangi rumahnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan.
"Saya kaget dan langsung menangis. Tapi sekarang saya sadar dan merasa ikhlas atas kepergian anak kami. Saya harus ikhlas menerima kenyataan," kata dia.
Kontak terakhir keluarga dengan Kopda Dani adalah menjelang memasuki Bulan Suci Ramadhan. Waktu itu, Kopda Dani menelepon dari Pekanbaru. Sedangkan pertemuan terakhir terjadi saat korban pulang kampung pada Lebaran tahun 2013.
Sudah menjadi kebiasaan Dani, setiap menjelang Ramadhan dan akan melakukan perjalanan tugas selalu menelepon ibunya dan anggota keluarga lain untuk meminta maaf. "Setiap menjelang berangkat tugas ke mana saja, Dani selalu telepon untuk meminta doa keselamatan dalam bertugas. Tapi kali ini dia tidak menelepon," katanya.
Kopda Dani merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ia meninggalkan seorang istri bernama Rahmawati dan seorang orang anak lali-laki yang baru berusia tiga tahun, Jahniwa Setio Apdilah.
Seperti diketahui, pesawat Hercules milik TNI AU jatuh di kawasan padat penduduk dan tempat pertokoan di Jalan Jamin Ginting, Simanglikar Medan, Sumatra Utara, selasa (30/6) siang. Pesawat dengan dengan nomor registrasi A1310 tipe C-130 itu, mengangkut berbagai macam logistik, kru pesawat, dan warga sipil.
Pihak berwenang masih melakukan evakuasi dan identifikasi terhadap korban kecelakaan pesawat tersebut. Sementara, rumah duka korban terus didatangi kerabat dan tetangga korban yang ingin menyampaikan rasa duka cita.