REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH Muhammad Zainul Majdi mengaku seringkali dikirimi surat kaleng, ataupun pesan SMS dengan nomor yang tidak jelas. Isi surat kaleng atau sms itu adalah hujatan-hujatan terutama saat beredar isu mutasi.
“Saya sering mengalami itu. Mulai ada isu mutasi, surat kaleng banyak sekali dan banyak no yang tidak jelas, isinya menghujat,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (30/6).
Menurutnya, tindakan mengirim surat kaleng merupakan bentuk ketidakmatangan. Dimana, pelaku tidak mempercayai dan yakin terhadap sistem yang ada mampu memberikan haknya. Padahal, sistem yang ada terbilang sudah baik.
Ia menuturkan untuk menciptakan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan emosional dan spiritual yamg matang. Maka perlu para ASN untuk memahami ajaran agamanya masing-masing dengan. Sebab, ajaran itu yang mengajarkan tentang nilai-nilai baik dan buruk.
Zainul berharap keberadaan kegiatan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) yang diselenggarakan di lingkup provinsi maka para ASN memiliki kematangan dan kompetensi dengan emosional dan proposional. “Dia merasa bahwa dia perlu menempuh cara tidak baik untuk mendapatkan sesuatu. Ini tanda tidak ada keseimbangan emosional,” ungkapnya.