Selasa 23 Jun 2015 12:24 WIB

LIPI Kembangkan Laboratorium Pupuk Hayati

Seorang petani menunjukan pupuk jenis urea di lahan sawah Kalibening, Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (7/4).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani menunjukan pupuk jenis urea di lahan sawah Kalibening, Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALINAU -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau mengembangkan laboratorium dan sarana produksi pupuk organik hayati (POH) guna menggenjot produksi sektor pertanian Malinau. Harapannya, laboratorium ini berkontribusi peningkatan kesejahteraan masyarakat Malinau.

Kepala LIPI Iskandar Zulkanain mengatakan potensi mikroba bermanfaat untuk POH sebenarnya sudah dilakukan sejak 2008 setelah LIPI melakukan ekspedisi di Malinau. Hingga akhirnya, ia mengatakan LIPI merekomendasikan pembangunan laboratorium POH ini di Malinau.

Pengembangan pupuk organik hayati ini bisa bermanfaat langsung bagi petani, usaha kecil menengah, hingga produsen pupuk besar.

Namun, ia mengatakan perlu upaya memaksimalkan fungsi laboratorium dengan menempatkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga laboratorium ini dapat menjadi yang terdepan dalam menghasilkan produk-produk penelitian dan pengembangan yang bermanfaat menyejahterakan masyarakat secara nyata.

Menurut dia, memang menjadi kendala besar bagi Malinau jika harus selalu mendatangkan pupuk organik hayati dari Jawa. Karena itu, apresiasi harus diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Malinau yang mau berinvestasi untuk membangun laboratorium sekaligus sarana produksi POH yang dapat mendukung ketahanan pangan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah mengatakan pengembangan laboratorium yang menghabiskan anggaran APBD hingga Rp 2,8 miliar ini jelas sebagai bagian pemenuhan swasembada pangan di Malinau sekaligus menyumbang target ketahanan pangan nasional. Selain itu, ia mengatakan pemanfaatan POH telah sesuai dengan Malinau yang merupakan kabupaten konservasi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, dan beralih menggunakan pupuk organik hayati guna mengembalikan unsur hara tanah sehingga menyuburkan lahan di Malinau.

Ia berharap MoU dengan LIPI yang dilakukan bersamaan dengan peresmian laboratorium POH ini juga dapat meningkatkan peran penelitian dan pengembangan dalam mendukung sektor-sektor lain semakin berkembang di Malinau.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement