REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Seleksi (Pansel), Destry Damayanti berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang mencari-cari kesalahan pimpinan KPK yang terpilih, di waktu mendatang.
Pihaknya berharap, semua pihak memberikan evaluasi yang maksimal terhadap rekam jejak calon pimpinan (Capim) KPK selama proses seleksi berlangsung.
"Kami berusaha menggandeng sebanyak mungkin lembaga formal maupun elemen masyarakat. Tujuannya agar semua bisa memberikan berbagai masukan, baik soal rekam jejak capim maupun kriteria pimpinan KPK ke depan," ujarnya saat dihubungi ROL, Selasa (16/6).
Destry melanjutkan, saat ini pansel KPK telah meminta bantuan Kejaksaan Agung (Kejagung), Badan Intelijen Nasional (BIN), Polri dan Pusat Pelaporan dan Analisis Data Transaksi Keungan (PPATK) sebagai lembaga formal yang membantu proses rekam jejak kandidat capim KPK.
Selain itu, sejumlah LSM dan tokoh lintas agama juga sudah dimintai bantuan untuk membantu memberikan evaluasi bagi capim KPK yang lolos seleksi administrasi. Masyarakat umum juga dilibatkan dalam memberikan evaluasi setelah capim KPK diumumkan pada 27 Juni mendatang.
Masyarakat bisa menyampaikan pendapat terkait individu yang mereka kenal melalui laman resmi Sekretrariat Negara (Setneg) www.setneg.go.id.
"Kami berharap, semua pihak memberikan evaluasi secara maksimal, baik soal kepribadian, perilaku maupun riwayat tindak pidana atau perdata dari masing-masing capim. Tujuan jangka panjangnya, agar pimpinan KPK ke depan tidak lagi dicari-cari kesalahannya. Kesalahan-kesalahan kecil harus dievaluasi sejak sekarang," jelasnya.
Evaluasi yang tuntas diperlukan agar ke depan, kinerja KPK lebih efektif. "Kalau masih ada yang mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil, kinerja KPK tidak akan maksimal," tandasnya.