REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisnandi, menyampaikan duka cita yang mendalam atas ditemukannya jasad Angeline. Tanpa bermaksud mencampuri urusan pihak kepolisian dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kasus Angeline, Yuddy meminta agar pengurusan dan pemakaman jasad Angeline sepenuhnya dilakukan oleh orang tua kandungnya, Hamidah.
Sebab, sesuai dengan informasi yang berkembang selama ini, orang tua angkat Angeline dipandang tidak mampu merawat dengan baik dan terindikasi melakukan kekerasan terhadap anak. “Saya akan membantu biaya otopsi sampai dengan pemakaman Angeline. Saya juga sudah mengirimkan dokter dan penasihat hukum untuk membantu dan mendampingi ibu kandung Angeline dalam proses otopsi dan pengurusan jenazah Angeline,” ujar Yuddy, melalui sambungan telepon, Kamis (11/06).
Di sisi lain, Yuddy menyampaikan apresiasi kepada jajaran kepolisian di lingkungan Polda Bali, dan khususnya Polresta Denpasar yang telah menemukan jasad Angeline. Yuddy yang semula siap menjadikan Angeline sebagai anak angkatnya, melalui akun Twitter-nya juga menyampaikan rasa prihatin saat mengetahui Angeline hilang, kebahagiaan saat mendengar berita ditemukan, tapi sedih dan duka karena bocah delapan tahun itu ditemukan sudah meninggal sejak tiga pekan silam, bersamaan dengan adanya laporan.
Sebagaimana diketahui, Yuddy di tengah kesibukan kunjungan kerjanya di Bali, Jumat (5/6) lalu sebagai pembantu Presiden terpanggil untuk memberikan perhatian yang serius terhadap hilangnya Angeline. Hal itu dilakukan dengan menyambangi rumah orang tua angkat Angeline, di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Sanur, Denpasar.
Memang, saat itu Yuddy tidak berhasil masuk ke dalam rumah. Yuddy mendapat penjelasan dari Satpam yang bertugas menjaga rumah, yakni Ibu angkat Angeline tidak bersedia menerima kecuali didampingi salah satu anaknya yang saat itu sedang berada di luar. Anaknya meminta menunggu 30 menit.