REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mencurigai anak perempuan berumur 8 tahun, Angeline, dibunuh keluarga angkatnya sendiri. Kecurigaan itu dilandasi ketika Arist mengunjungi rumah Angeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, pada (24/5) lalu.
Saat itu, diakui Arist, ia mencium ruangan rumahnya bau anyir terlebih ketika memasuki ruang kamar tidur sang ibu angkatnya. Arist juga melihat tak ada seprai terpasang di kasur.
"Di situ saya merasakana kejanggalan, tak seperti biasa pada umumnya rumah," kata Arist saat diwawancara Republika Online melalui telepon, Rabu (10/6).
Seperti kemudian diberitakan, akhirnya polisi menemukan jasad Angeline terkubur di bawah kandang ayam di pekarangan belakang rumah ibu angkatnya, Margareth, pukul 10.30 tadi pagi. Polisi curiga melihat gundukan tanah di bawah kandang dekat sebuah pohon pisang.
Menurut Arist, pekarangan tersebut sejajar dengan kamar tidur Margareth. Pada malam itu, Arist tidak sempat meninjau pekarangan belakang rumah karena dihalangi Margareth. Terlebih suasana di sana terlihat sunyi dan gelap.
"Margareth sengaja menutup-nutupi supaya kami tak ke sana, namun rasa janggal saya bertambah," paparnya.
Seperti diketahui, gadis mungil nan cantik Angeline ditemukan membusuk terbungkus sebuah kain seprei, dan tangannya memeluk boneka. Arist curiga seprei itu adalah seprai kasur tempat Angeline biasa tidur bersama ibu angkatnya.
Menurut Arist, kondisi rumah Margareth sangat tak layak huni. Sejumlah perabot tak tertata rapi. Kotoran anjing dan ayam tersebar di mana-mana. Di rumah itu, Margareth memang memelihara beberapa ekor anjing dan ayam. Angeline tinggal bersama Margareth dan kedua orang lainnya bernama Susiana, serta Antonius merupakan pembantu rumah tangga.