REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat bidang Perikanan dan Kelautan dari Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Indra Junaidi Zakaria menilai sering terjadinya kebakaran hutan, menjadi salah satu pemicu rusaknya atau terdegradasinya terumbu karang di laut Indonesia. Sebab, kebakaran hutan dapat meningkatkan lepasan karbondioksida ke udara akibatnya suhu menjadi lebih panas.
"Hal ini mengakibatkan karang menjadi memutih dan lama kelamaan akan mati," katanya di Padang, Ahad (7/8).
Dia menjelaskan sebagai salah satu penyumbang gas karbondioksida, asap kebakaran di hutan juga menjadi pemicu munculnya efek gas rumah kaca yang juga memicu pemanasan global baik di udara, darat, maupun di laut. Khusus di laut katanya, hampir sebagian besar organisme, di dalamnya, termasuk terumbu karang melakukan penyerapan karbondioksida dari udara.
Keberadaan pemanasan global, praktis menjadikan kandungan karbondioksida di udara semakin meningkat. Akibatnya terjadi kelebihan penyerapan oleh organisme tersebut. Selain itu di dalam laut juga terjadi pergeseran ion-ion kimiawi, dengan adanya penambahan karbondioksida tersebut.
Hal ini menyebabkan organisme seperti karang maupun Moluska yang memanfaatkan ion karbonat untuk membuat kerangkanya, akan terganggu. Kemudian, kata dia, bila hal ini terjadi terus menerus bukan tidak mungkin organisme karang tersebut akan mengalami kepunahan, dimana secara keseluruhan dapat terjadi degradasi terumbu karang.
"Terdegradasinya terumbu karang ini juga dapat diakibatkan oleh naiknya suhu air laut," katanya.
Ia menjelaskan, semua itu terjadi bila terumbu karang tersebut mendapat tekanan yang besar dari daerah di atasnya. Dimana terumbu karang itu tak mampu bertoleransi terhadap kenaikan suhu yang mengakibatkan kerangkanya rusak dan memutih.
Sebagai contoh, kata dia, seperti yang terjadi di perairan sekitar Kalimantan. Menurutnya akibat tingginya intensitas kebakaran hutan di daerah tersebut, terumbu karang di sekitar perairannya banyak memutih dan akhirnya mengalami kematian.
Bukan tidak mungkin katanya hal ini juga dapat terjadi pada perairan yang masih memiliki terumbu karang yang bagus seperti halnya di Sumbar. "Bila setiap tahunnya kebakaran hutan juga terjadi pada daerah tersebut tentunya ini akan mengancam kehidupan organisme laut tersebut," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yos Meri mengatakan salah satu upaya untuk mencegah degradasi organisme karang ini yakni melakukan transplantasi terumbu karang. "Dengan begitu, selain terumbu karang dapat terselamatkan organisme lain di sekitarnya pun akan mendapatkan habitatnya kembali," ucapnya.