REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri mantan Presiden ke-1 Indonesia Sukarno, Sukmawati Soekarnoputri menilai koreksi akurasi tempat kelahiran Bung Karno dalam bulu teks pelajaran Sejarah dan umum perlu dilakukan. Pihaknya tidak ingin dampak salah sebut dalam pidato Presiden Joko Widodo semakin mengaburkan fakta sejarah yang ada.
"Koreksi akurasi tempat kelahiran Bung Karno perlu dilakukan. Sebab, jangan sampai adanya dua pendapat tentang lokasi kelahiran semakin membuat salah kaprah fakta sejarah beliau," tegasnya di Gedung Proklamasi, Sabtu (6/6).
Sukmawati melanjutkan, koreksi perlu dimulai dari buku pelajaran sejarah yang digunakan di sekolah. Beberapa buku teks umum yang menyebut kelahiran Bung Karno di Blitar juga perlu diganti.
"Harus ada pelurusan baik di buku teks pelajaran maupun umum. Sebab, faktanya sudah salah kaprah, jadi harus dikoreksi. Jangan sampai masyarakat berpikir Bung Karno benar lahir di Blitar, bukan begitu faktanya," jelasnya.
Ia menambahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perlu memulai langkah koreksi ini. Putri Bung Karno ini berharap, pemerintah memberi perhatian serius terhadap simpang-siur kelahiran tokoh proklamasi tersebut.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut Kota Blitar sebagai tempat lahir Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni lalu. Hal tersebut memicu berbagai reaksi dari publik.
Kesalahan penyebutan itu akhirnya menyebabkan simpang-siurnya akurasi tempat kelahiran Bung Karno. Sebagian orang memahami Surabaya sebagai lokasi kelahiran Bung Karno. Sebagian lainnya menganggap Blitar menjadi tempat kelahiran presiden pertama Indonesia tersebut.
Sukmawati sendiri sudah memberikan konfirmasi jika Bung Karno lahir di Blitar. Sementara Guruh Soekarnoputra menyatakan ayahnya lahir pada 1901.