REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komunikasi Politik, Deddy Mulyana, menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim komunikasi yang mumpuni untuk menghindari salah sebut saat membuat pernyataan publik. Presiden perlu menyadari adanya penurunan kredibilitas yang disebabkan kurangnya akurasi saat memberikan pernyataan resmi negara.
“Komunikasi publik Presiden tidak bisa diperbaiki secara tambal sulam. Perlu ada tim komunikasi yang mumpuni untuk memperbaiki konsep komunikasi publik Presiden secara keseluruhan,” ujar Deddy saat dihubungi ROL, Kamis (4/6).
Adanya tim, lanjutnya, perlu segera direalisasikan mengingat posisi Jokowi sebagai Presiden. Harapan masyarakat terkait peran Jokowi yang baru sangat tinggi.
“Harapan publik terhadap Jokowi sangat tinggi. Sedikit kesalahan yang dilakukan bisa dimanfaatkan secara politis oleh pihak-pihak yang kontra dengan beliau. Publik berharap, Jokowi lebih kredibel dalam bersikap, khususnya berkomunikasi,” imbuh Deddy.
Ia menyarankan agar tim komunikasi diambilkan dari para ahli yang benar-benar memahami proses komunikasi secara umum. Secara garis besar, dia membaginya menjadi ahli komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
“Ketika akan menyampaikan pernyataan resmi, sebaiknya dipersiapkan betul isi pesan berikut cara membawakan pesan oleh Presiden. Ini penting untuk menegaskan kredibilitas presiden kita baik di forum nasional maupun internasional,” tegas Deddy.
Ia juga menyarankan agar Jokowi segera memberikan konfirmasi secara pribadi jika melakukan salah penyebutan informasi.
“Jika memang belum ada tim khusus. Sebaiknya Presiden segera mengambil langkah konfirmasi. Dalam konteks ini, diperlukan sikap luwes untuk bisa menyampaikan permintaan maaf kepada publik,” kata Deddy.