Kamis 04 Jun 2015 13:12 WIB

Redakan Cibiran, Istana Perlu Klarifikasi Soal Tempat Kelahiran Bung Karno

Rep: c36/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi.
Foto: Antara
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi II DPR RI, Rambe Kamarul Zaman, mengatakan reshuffle terhadap pejabat Sekretariat Negara (Setneg) atau pejabat lain terkait kesalahan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak perlu dilakukan. Konfirmasi dari tim komunikasi atau tim ahli Presiden dirasa cukup untuk meredakan cibiran dari berbagai kalangan.

“Tidak perlu ada reshuffle. Segera diluruskan saja di mana tempat kelahiran Bung Karno,” tegas Rambe ketika dihubungi ROL, Kamis (4/6).

Menurut Rambe, konfirmasi dari pihak Presiden sebaiknya segera dilakukan. Selain untuk membenarkan kesalahan informasi, konfirmasi juga bertujuan memperbaiki citra Jokowi terkait beberapa kesalahan pidato sebelumnya.

Rambe pun menambahkan, kesalahan penyebutan tempat lahir Bung Karno dalam pidato di Blitar, Senin (1/6), lalu sebaiknya tidak perlu diperpanjang.

“Tidak usah diperpanjang perkara salah sebut itu. Segera konfirmasi, masalah selesai,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam pidato di Blitar Senin lalu, Presiden Jokowi menyebut  Proklamator Soekarno lahir di Blitar. Padahal, seperti diketahui, Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901.  

Akibat pidato itu, Presiden mendapat cibiran dari para netizen. Sebagian dari mereka langsung mengoreksi kesalahan itu. Beberapa netizen lain menyarankan agar ke depannya Presiden lebih tertib dalam menulis naskah pidato.

Sebelumnya, Ketua Komisi VI DPR RI, Hafisz Tohir menegaskan, pernyataan Presiden Jokowi  merupakan kesalahan fatal. Karenanya, dia menyarankan adanya reshuffle pada tim Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement