REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada pertemuan dengan kepala daerah, DPRD, KPUD, Bawaslu dan Panwaslu se- Provinsi Sulawesi Utara mengatakan, daerah perbatasan rawan dimasuki warga negara asing (WNA).
"Tercatat saja di atas 100 WNA nyelundup ke Indonesia, berkumpul di Poso. Instruksinya dari Nusakambangan untuk berjihad di Indonesia," kata Mendagri di Manado, Jumat (29/5).
Mendagri mencontohkan saat dirinya meninjau pelabuhan Nunukan, ketika kapal masuk, imigrasi dan bea cukai kosong, sementara syahbandar tidak ada.
"Tanya gubernur, bupati, wakil syahbandar ini pelabuhan kelas berapa, beda-beda ngomongnya," kata Menteri.
Karena itu, harap Menteri, WNA yang jumlahnya kurang dari 200 orang segera selesaikannya karena dikhawatirkan mengganggu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
"Pembangunan dan pertumbunan ekonomi butuh stabilitas keamanan, stabilitas politik. Mudah-mudahan janji panglima TNI dua bulan selesai, komandannya yang eks kopasus katanya sudah tertembak, tinggal yang lain. Kalau tidak, ini berbahaya. Kuncinya perbatasan," ujarnya.
Dia mengingatkan, Indonesia memiliki kepulauan Sangihe yang keberadaannya lebih kecil dan agak jauh, namun resapan resapan harus dicermati baik.
"Perbatasan adalah kunci. Narkoba, pertumbuhan ekonomi baru, perdagangan, terorisme mulai masuk dari wilayah perbatasan. Hal ini harus ditangani dengan cepat," tegasnya.