Kamis 28 May 2015 06:13 WIB

Utsman, Relawan Cukur Pengungsi Rohingya

Rep: Ahmad Rozali/ Red: Indah Wulandari
Anak-anak imigran illegal suku Rohingya didata oleh petugas imigrasi dan mendapat perawatan kesehatan di tempat penampungan Sementara Desa Rantoe Seulamat, Birem Bayeun, Aceh Timur, Aceh, Kamis (21/5).
Foto: antara/Syifa
Anak-anak imigran illegal suku Rohingya didata oleh petugas imigrasi dan mendapat perawatan kesehatan di tempat penampungan Sementara Desa Rantoe Seulamat, Birem Bayeun, Aceh Timur, Aceh, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID,ACEH -- Menjadi relawan bagi pengungsi Rohingya dan Bangladesh tidak harus identik dengan memberi bantuan berupa makanan, minuman, dan sejumlah uang lainnya.

Seperti yang dilakukan oleh Ustman, warga Kota Langsa. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cukur di jalan Ahmad Yani ini menjadi relawan dengan keahlian mencukurnya.

“Ini hari keempat sudah kami di sini (potong rambut),” ujar Utsman kepada Republika di Aceh Timur, Provinsi Aceh, Rabu (27/5).

Setiap hari sekitar 100 orang pengungsi mengantri untuk dicukur. “Kalau mereka rapi kan bagus juga tampaknya,” jelasnya.

Wajar saja, jasa cukur rambut Ustman banyak dimanfaatkan para pengungsi. Lantaran di pos pengungsian Aceh Timur terdapat 407 pengungsi asal Rohingya dan Bangladesh.

Pengungsi Rohingya berjumlah  355 orang dengan rician 194 laki-laki, 79 perempuan, dan 43 anak-anak. Sementara imigran asal Bangladesh berjumlah 52 pria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement