Rabu 27 May 2015 16:34 WIB

Debit Air di Bendung Rentang Mulai Turun

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bendungan Air
Foto: Republika/Yasin Habibi
Bendungan Air

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Memasuki musim kemarau, debit air di bendung Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, mulai menurun. Petani dari sejumlah daerah pun telah mengajukan penambahan pasokan air untuk menyelamatkan tanaman padi milik mereka.

''Sejak masuk bulan lima (Mei), debit (air) bendung Rentang mulai menurun,'' ujar petugas bendung Rentang Irdam, kepada Republika, Rabu (27/5).

Irdam menyebutkan, debit air bendung Rentang yang mengalir melalui saluran induk (SI) Sindupraja saat ini mencapai 22 m3 per detik. Padahal, dalam kondisi normal, saluran yang memasok air untuk wilayah Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka itu mencapai 30 m3 per detik.

Sementara itu, debit air untuk SI Cipelang saat ini hanya sekitar 15 m3 per detik. Sedangkan dalam kondisi normal, saluran air yang memasok air untuk wilayah Kabupaten Indramayu itu mencapai 25 m3 per detik.

Irdam mengakui, pihak Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Indramayu sudah datang untuk meminta tambahan pasokan air dari SI Cipelang. Pasalnya, areal pertanian di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu saat ini mulai mengalami kekeringan.

Irdam menyatakan, Dispertan Kabupaten Indramayu meminta tambahan pasokan air sebanyak dua meter kubik per detik dari SI Cipelang. Menurutnya, permintaan itupun telah dipenuhi.

Seperti diketahui, ancaman kekeringan mulai melanda areal persawahan di musim tanam gadu di Kabupaten Indramayu.  

Kepala Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Dispertan Kabupaten Indramayu, Deltani, menuturkan,  baru menerima laporan kekeringan dari lima kecamatan dengan jumlah sementara sebesar 2.292 hektare.

Kelima kecamatan itu, yakni Gantar (350 hektare), Cikedung (105 hektare), Terisi (303 hektare), Kroya (853 hektare), dan Cantigi (681 hektare).‬

Namun, data itu belum mencakup seluruh daerah yang terancam kekeringan. Camat Kandanghaur, Dudung Indra Ariska, menyebutkan, areal persawahan di wilayahnya yang mencapai 5.800 hektare kini sedang terancam kekeringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement