Selasa 26 May 2015 20:37 WIB

Banyak Remaja Putus Cinta Lalu Jadi Pecandu Narkoba

Rep: C81/ Red: Karta Raharja Ucu
 Rilis sindikat narkoba Freddy Budiman di kantor Direktorat Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (21/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Rilis sindikat narkoba Freddy Budiman di kantor Direktorat Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (21/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Kapolda Banten, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan, penyalahgunaan narkoba di Banten mencapai 177 ribu lebih. Menurutnya, usia produktif sangat rentan menjadi pencandu narkoba. Bahkan 2,24 persen penggunananya merupakan masyarakat di usia produktif.  

Boy mengatakan, banyak sebab kenapa usia produktif banyak yang menjadi pengguna narkoba. “Bisa jadi karena putus cinta larinya ke narkoba, dan faktor lainnya. Karenanya, kita harus bersama-sama memberantas narkoba, dengan mengawasinya,” kata Boy, Selasa (26/5).

Namun, narkoba juga tidak memandang profesi. Bahkan, boy mengatakan, sepanjang 2015, Polri memecat tiga personil polisi yang terlibat kasus narkotika.

Boy mengaku, Polri tidak main-main dalam upaya pemberantasan narkotika. Termasuk tidak memberikan toleransi apapun terhadap anggota yang kedapatan menggunakan maupun mengedarkan benda haram tersebut.

"Narkotika tidak mengenal status sosial, termasuk anggota kepolisian. Kami langsung mengambil tindakan hukum yang tegas dan memberhentikan anggota, dan tidak diperkenankan lagi mengabdi di kepolisian," ujarnya usai acara.

Kendati sudah menjalani proses hukum, lanjut Kapolda, polisi yang sudah dinyatakan telibat, juga akan menjalani pemberhentian oleh atasannya. "Terlibat, terindikasi, proses hukum. Setelah dipidana, disusul kemudian dengan sidang kode etik, yang sangat memungkinkan (anggota) diusulkan untuk diberhentikan, di Polda Banten ada 3-4 petugas yang dipecat karena keterlibatan dengan narkoba," katanya.

Terkait peredarannya, wilayah perairan Banten sangat rawan dijadikan tempat untuk transaksi narkoba internasional. Transaksi narkoba di tengah laut merupakan strategi baru para pelaku bisnis narkoba.

Ia berpendapat, saat ini pasar gelap narkoba cukup banyak beredar. Sehingga perlu pencegahan secara komprehensif. Boy Rafli berharap masyarakat dapat berperan aktif untuk mempersempit ruang gerak pasar gelap narkoba.

"Jika warga menemukan barang haram itu berada di lingkungannya maka segera melaporkan kepada petugas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement