REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai kaum perempuan, melalui peran sentralnya sebagai ibu, istri dan anggota masyarakat, memiliki kekuatan lebih dibanding pria dalam wujud kemampuan berkomunikasi yang lebih luwes untuk menyebarkan semangat antikorupsi.
"Serta, menjelaskan kepada banyak orang di lingkungannya tentang mengapa korupsi harus dijauhi," kata Rismaharini ketika memberikan sambutan di acara seminar antikorupsi bertema "Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan" yang digelar di Pemkot Surabaya, Selasa (26/5).
Menurut dia, berdasarkan sebuah penelitian, kaum perempuan ternyata lebih efektif dalam hal pencegahan korupsi karena mudah berkomunikasi dan bisa memberikan pengaruh lebih luas. Semua itu bisa dimulai dari keluarga.
"Kita punya kemampuan menjelaskan di lingkungan sekitar kita. Gunakan itu untuk menjelaskan hal-hal positif. Saya yakin perempuan bisa. Kalau kita semua bergerak, saya yakin, Indonesia makmur itu bisa terwujud," tegas wali kota.
Semangat anti korupsi itu, sambung wali kota, juga diimplementasikan di lingkungan Pemkot Surabaya. Seringkali, ketika ada acara yang melibatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), wali kota mengingatkan untuk tidak sekali-sekali tergoda korupsi karena sanksi berupa tindakan tegas sudah menunggu.
Ia menambahkan, tidak hanya di lingkungan PNS, semangat antikorupsi itu juga ditanamkan kepada siswa-siswi di Surabaya. Pelajar di Surabaya diberikan pemahaman tentang pentingnya mendapatkan sesuatu melalui kerja keras (belajar) bukan dengan jalan pintas (mencontek).
"Mulai tahun ini juga akan kita masukkan kurikulum antikorupsi," sambung wali kota.