Selasa 26 May 2015 13:59 WIB

Din Syamsuddin: Kesulitan Hidup Rakyat Bertambah Memprihatinkan

Rep: C94/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan, kinerja pemerintahan saat ini kurang memuaskan. Hal itu lantaran fluktuasi harga terus terjadi yang mengakibatkan kesulitan hidup rakyat bertambah.

"Situasi negara kurang memuaskan kurang menggembirakan ada kenaikan harga. Kesulitan hidup bertambah banyak sangat memprihatinkan kita semua," ujar Din kepada Republika, Selasa (26/5).

Meski demikian, Din menuturkan, secara pribadi sebagai rakyat, menyerukan agar perlunya masyarakat memberikan kesempatan kepada pemerintah yang usianya belum genap satu tahun. "Untuk memberikan kesempatan dan amanat  situasinya ini juga di picu dari masalah dalam negeri pilpres yang belum selesai," ujar ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.

Din mengatakan, pemetintah harus segera mengatasi masalah secara bersungguh-sungguh dalam pemecahan masalah dan penanggulangannya. Hal itu agar masalah yang terjadi tidak berkembang dan tidak semakin memburuk. "Masih ada kesempatan asal masih terdapat niatan untuk beriktikan berbuat baik," katanya.

Din menjelaskan, aksi demo mahasiswa belakangan  yang terjadi merupakan sebuah luapan ketidak puasan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Sehingga, hal itu menjadi tamparan untuk pemerintah segera berbenah diri.

"Setidaknya  itu upaya kritis meski tidak bisa impacment presiden karena itu hal yang tidak mungkin dan cukup memakan biaya besar,"katanya.

Din kembali menyebutkan salah satu yang perlu dilakukan adalah me-reshuffle kabinet. Menurutnya, pada pemerintahan saat ini jajaran dan pembatunya tidak seluruhnya  melakukan perfom dan deliver dengan baik dalam Nawa Cita Jokowi-JK. Walaupun, kata Din, reshuffle Kabinet Kerja belum tentu menjamin dapat menangulangi masalah yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement