REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Lembaga survei Pusat Penelitian Politik dan Agama (Puspolitika) mencatat tingkat elektabilitas bakal calon Wali Kota Surabaya Sukoto menyaingi calon petahana Tri Rismaharini menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setempat, Desember 2015.
"Perlahan namun pasti, tingkat elektabilitas Sukoto meningkat dan bisa dikatakan salah satu yang layak menyaingi Tri Rismaharini," ujar Ketua Puspolitika Surabaya, M. Jacky, di sela pemaparan hasil survei calon wali kota di Surabaya, Senin.
Dari hasil surveinya, elektabilitas Sukoto yang juga pemimpin redaksi salah satu surat kabar harian di Surabaya tersebut sebesar 22 persen, atau di posisi nomor dua setelah Rismaharini dengan 43 persen.
Posisi ketiga ada nama Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana dengan 10,50 persen, diikuti praktisi media Dhimam Abrod Djuraid dengan 7 persen dan artis yang juga anggota DPR RI Arzetti Bilbina dengan 5 persen.
"Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan atau 'undecided voter' sebesar 12,5 persen," ucapnya.
Tidak hanya elektabilitas, dari segi popularitas nama Sukoto juga cukup tinggi karena mencapai 60 persen responden mengatahuinya.
Calon lainnya, lanjut dia, Dhimam Abror tingkat popularitasnya mencapai 40 persen, Wisnu Sakti Buana 55 persen dan Arzeti Bilbina 42 persen.
"Popularis Rismaharini masih belum tertandingi, karena dari 100 persen responden, hanya 7 persen yang tidak tahu. Selebihnya, 93 persen mengetahui bahwa Rismaharini adalah calon wali kota," tukasnya.
Menurut dia, meningkatnya elektabilitas dan popularitas Sukoto tidak lepas dari sosialisasi yang selama ini didengungkan, serta pendeklarasiannya sebagai calon kepala daerah sekitar dua bulan lalu.
Berdasarkan hasil ini, kata Jacky, berarti masih ada persaingan antarcalon karena Rismaharini tidak menang mutlak dan rentan semakin turun jika ia menjadi "musuh" bersama para kandidat lainnya.
"Untuk mengimbangi Rismaharini diperlukan tokoh yang dapat mempersatukan kekuatan. Berikutnya, pemilih yang belum menentukan sangat berpengaruh terhadap pemenangan Pilkada mendatang," tuturnya.
Sementara itu, survei yang dilakukan Puspolitika Surabaya ini berlangsung 8-23 Mei 2015 dengan menggunakan teknik "multistage random sampling" terhadap 100 responden dan tingkat keselahan 5 persen.
Responden yang menjadi "sample", rinciannya 25 persen berusia 18-30 tahun, 40 persen berusia 30-40 tahun, 25 persen berusia 40-50 tahun dan 10 persen berusia 50 tahun ke atas.
Responden juga berlatar macam-macam etnis, pendidikan, pekerjaan dan juga berasal dari pendukung partai politik, yakni NasDem 9 persen, PKB 11 persen, PKS 7 persen, PDIP 21 persen, Golkar 15 persen, Gerindra 4 persen, Demokrat 10 persen, PAN 4 persen, PPP 2 persen, Hanura 3 persen dan Golput 14 persen.