REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo telah menentukan sembilan anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK). Pakar keamanan siber, Pratama Persadha mengakui banyaknya pandangan terkait penetapan kesembilan anggota pansel tersebut.
"Ancaman pansel bukan lah perempuan tapi keamanan privasi mereka," ungkap Pratama dalam pernyataan tertulis yang diterima ROL, Senin (26/5).
Hal tersebut ia utarakan terkait banyaknya pendapat mengenai kesanggupan para perempuan dalam menghadqpi tekanan berat memilih pimpinan yang mumpuni.
Lebih lanjut ia mejelaskan, pada masa lampau sempat ada gangguan mengenai keamanan privasi yang dikeluhkan terkait pembentukan panitia dalam penentuan perkara penting. Menurutnya, kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran dan evaluasi yang baik agar tidak terulang.
"Contohnya yang masih hangat tim sembilan yang berupaya menyelesaikan kisruh KPK-POLRI sebelumnya, mereka ramai mengaku disadap," kata Pratama yang juga sebagai Ketua Lembaga Riset Communication and Information System Security Research Centre (CISSReC).
Tak hanya itu, ia juga menganggap informasi yang ada di pansel KPK sangat penting dan rahasia. Oleh karena itu, masih menurut Pratama, hal tersebut patut untuk dilindungi lebih ketat.
"Jika ada kemanan yang kurang akan menyebabkan kemudahan tersebarnya informasi keluar dan akan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat," jelas Pratama.