REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai PKB Syaiful Bahri mengatakan Indonesia tidak bisa bekerja sendiri untuk menampung etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Menurutnya, penyelesaian masalah imigran di wilayah Asia, lanjutnya, perlu meniru dan mencontoh Uni Eropa. Ia menjelaskan negara-negara Uni Eropa masing-masing memiliki kuota untuk menampung banyaknya imigran yang datang ke sana.
"Kenapa kita bersama ASEAN tidak melakukan langkah seperti Uni Eropa. Kita buat kuota untuk setiap negara, lalu menampung etnis Rohingya," ucap Syaful pada Republika, Jumat (22/5).
Ia melanjutkan, hal tersebut karena etnis Rohingya telah menjadi korban penganiayaan global. "Karena ternyata sekarang ini masih ada etnis yang tidak memiliki kewarganegaraan dan teromabang-ambing di lautan," kata Syaiful.
Atas fakta tersebut, Syaiful menilai organisasi hak azasi manusia internasional dan PBB telah mendul dalam menyelesaikan masalah ini.
Organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan, terutama juga PBB, seharusnya bisa lebih vokal terkait kekerasan pada etnis Rohingya.