Jumat 22 May 2015 18:44 WIB

Beras Sintetis Bisa Sebabkan Kemandulan Pada Pria

Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ahli penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari F Syam mengatakan beras yang mengandung plastik dapat menyebabkan iritasi pada pencernaan serta kemandulan pada pria.

"Komponen plastik bukan sesuatu yang bisa dikonsumsi. Sistem pencernaan kita tidak akan mencerna makanan yang mengandung plastik dengan sempurna," ujar Ari di Jakarta, Jumat.

Beras plastik dapat menyebabkan gangguan langsung pada pencernaan. Makanan yang mengandung plastik akan butuh lama berada di dalam lambung.

Hal tersebut akan menimbulkan rasa begah, penuh dan cepat kenyang."Gangguan yang terjadi selanjutnya dapat menyebabkan mual dan muntah," tambah dia.

Selain itu, komponen dari plastik dapat mengiritasi pencernaan. Proses pembuangan dari makanan yang mengandung plastik bisa membuat diare atau malah susah buang air besar.

Hasil penelitian Sucofindo ternyata ada unsur phtalat dalam komponen beras palsu tersebut."Phtalat juga dapat masuk ke sistem reproduksi kita, dan menyebabkan kemandulan terutama pada pria."

Phtalat merusak sistem reproduksi pria karena zat itu akan dikenali salah oleh tubuh sebagai hormon, sehingga merusak sistem reproduksi.

Pada perempuan, zat itu dapat menyebabkan masalah menstruasi. Phtalat bisa menembus plasenta sehingga akan berbahaya pada janin jika dikonsumsi oleh perempuan hamil.

Ari meminta pemerintah harus mengambil tindakan tegas karena nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia."Masyarakat juga harus jeli dalam memilih beras yang akan dikonsumsi," imbuh dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement