REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Perairan selatan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, dilaporkan terkena tumpahan minyak dari "Single Point Mooring" (SPM) Pertamina Refinery Unit IV Cilacap.
Informasi yang dihimpun dari nelayan di Cilacap, Kamis (21/5), tumpahan minyak tersebut terlihat sangat banyak di sekitar SPM dan telah mendekati Pantai Cimiring, Nusakambangan.
SPM merupakan sarana tambat terpadu yang digunakan kapal tanker untuk melakukan aktivitas bongkar muat minyak di lepas pantai yang selanjutnya disalurkan ke daratan (kilang Pertamina) melalui pipa bawah laut.
"Kami heran, mengapa selalu seperti ini, ada tumpahan minyak. Bagaimana nelayan bisa mendapatkan penghasilan maksimal pada saat menjelang musim panen," kata salah seorang nelayan, Yanto.
Ia mengharapkan Pertamina dan institusi yang erat kaitannya dengan perminyakan serius menangani masalah tersebut karena tumpahan minyak sering kali terjadi di perairan selatan Nusakambangan, Cilacap, dan sekitarnya.
Kepala Hubungan Masyarakat Pertamina RU IV Cilacap Musriyadi mengakui adanya tumpahan minyak di sekitar SPM selatan Pulau Nusakambangan.
"Betul bahwa ada aktivitas pembongkaran minyak tapi ada yang bocor. Peristiwanya tadi malam dan langsung dilakukan penanggulangan, kami pun sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," katanya.
Ia mengatakan tumpahan minyak akibat kebocoran tersebut sudah dilokalisasi sehingga diharapkan tidak sampai menjangkau pantai. Menurut dia, pihaknya juga sudah menyisir perairan selatan Cilacap untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pantai yang terkena tumpahan minyak.
"Ada tim yang menyisir pesisir selatan Cilacap sampai muara Sungai Serayu dan ada juga yang menyisir dari Serayu sampai Widarapayung. Sejauh ini masih kondusif dan aman," katanya.