REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Nusa Tenggara Timur terus didorong menjadi industri pariwisata dunia, karena memiliki sejumlah obyek wisata yang tergolong langka di dunia seperti biawak raksasa Komodo dan danau tiga warna di puncak gunung Kelimutu.
"Ini keunggulan yang kita miliki yang perlu terus didorong agar menjadi industri pariwisata dunia," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Sabtu (16/5).
Ia menambahkan untuk menuju ke sana (industri pariwisata), maka langkah promosi perlu terus dilakukan dari waktu ke waktu serta membangun konektivitas dengan grup wisata manca negara untuk terus berkunjung ke NTT.
Selain itu, membangun infrastruktur pendukung ke obyek-obyek wisata tersebut agar wisatawan merasa betah dan tinggal lama di NTT.
"Kita (NTT) sangat kaya dengan obyek wisata, namun masih minim promosi serta lemahnya infrastruktur pendukung ke obyek wisata bersangkutan," katanya.
Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), NTT yang masuk dalam Koridor Bali-Nusa Tenggara dengan tema besar pembangunannya adalah Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional.
Di koridor ini, ada tiga kegiatan eknomi utama, yakni Pariwisata, Perikanan, dan Peternakan. Tiga kegiatan ekonomi ini dipilih karena memberi kontribusi yang cukup signifikan terhadap PDRB di masing-masing provinsi, yakni Bali sebesar 47 persen, NTB 36 persen, dan NTT 56 persen.
"Lewat koridor ekonomi ini diharapkan perekonomian NTT bisa bertumbuh signifikan. Dalam konteks itulah, sektor pariwisata mestinya menjadi Leading Sector, lokomotif pembangunan ekonomi NTT. Pariwisata harus menjadi pilar dinamika perekonomian NTT," katanya.
Pemerintah melalui program MP3EI 2011-2015 sebenarnya telah menempatkan Nusa Tenggara dan Bali sebagai pintu gerbang pariwisata. "Karena bagian dari MP3EI, SDM dibidang pariwisata harus bisa melayani, bahasa dan lainnya," ujarnya
Kendati sangat menjanjikan dan sudah menjadi destinasi nasional, fakta menunjukkan potensi wisata NTT belum ditata dan diurus secara serius, sebab kelak, bukan tidak mungkin akan melebihi keunikan yang saat ini dimiliki Bali sebagai surganya wisata dunia.