Sabtu 16 May 2015 16:34 WIB

Keberadaan Jurnalis Asing di Papua Bisa jadi Bumerang Bagi Jokowi

Presiden Joko Widodo.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Anggota DPD asal Papua Paulus Yohanes Sumino mengingatkan potensi penyalahgunaan dari kebijakan pembukaan akses pada wartawan asing untuk meliput di Papua. Paulus mengatakan, keberadaan media asing dapat dimanfaatkan oleh sekelompok masyarakat yang menginginkan kemerdekaan.

"Itu kelebihan dosis yang bisa membahayakan. Ketidakpuasan Papua bisa di-blow up wartawan asing dan itu bisa jadi bumerang yang membahayakan Jokowi," kata Paulus saat dihubungi, Sabtu (16/5).

Paulus mengatakan, ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia sangat rentan untuk dimanfaatkan. Belum lagi, lanjutnya, persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) yang masih belum selesai di Papua yang juga rawan menjadi bahan provokasi.

Oleh karena itu, Paulus meminta pemerintah untuk tidak terlalu membebaskan wartawan asing dan melakukan pengawasan dengan sangat ketat.

"Menkominfo harus mampu kendalikan dengan kebijakan yang bijaksana, dibuka dalam koridor tertentu tapi juga diberikan warning. Cina terbuka tapi tidak semua dibuka. Eropa, Amerika juga begitu," ujarnya.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi membebaskan wartawan asing masuk ke Papua untuk melakukan liputan. Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, izin tersebut diberikan agar jurnalis asing dapat melihat situasi di Papua seperti apa adanya dan tidak ada lagi seperti yang diberitakan di luar.

Namun, kata Tedjo, wartawan asing boleh masuk dengan syarat tidak memberitakan fitnah, hal-hal yang tidak nyata dan menjelekkan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement